Gallery

Sabtu, 24 Maret 2012

Pasar Buku

Suatu waktu saya membuka acara pendidikan holistik yang diadakan oleh organisasi kemasyarakatan di TMII. Sebelum tiba di lokasi acara selintas saya melihat sudut Taman Mini ada tulisan : Pasar Buku Langka. Setelah acara selesai, saya iseng singga dan mencoba memasuki satu per satu pasar buku langka tersebut. Hal.hal yang menarik, antara lain: a. Ada banyak buku yng dikategorikan buku langka padahal buku tersebut sesungguhnya masih beredar di pasaran dengan harga yang cukup murah apalagi pasar Senen, Jakarta. b. Harga buku langka sangat mahal, seperti Etika Jawa karya Franz Magnis Suseno sehatga Rp.150 ribu.
Ada lagi yang memberi info bahwa temannya sedang melaunching naskah asli Serat Centini dengan harga satu milyard. Pokoknya mereka ini sudah paham buku.buku yang memiliki nilai jual tinggi. Buku bagi mereka bukan lagi sebagai alat mentransfer ilmu pengetahuan, tapi buku juga sumber pendapatan yang menggiurkan. Karena sangat mahal, saya hanya membeli beberapa buku saja yangsesuai dengan minat kajian yang sedang saya geluti. Yang saya ingat, saya sempat membeli karya terjemahan Ignaz Goldziher dengan judul: Mazhab Tafsir. c. Suatu waktu ketika saya memberi kuliah pada pascasarjana Uin Sunan Kalijaga, saya mencari buku di toko Social agency dan di shopping book dekat Malioboro, jogjakarta. Saya juga kaget ternyata harga buku di pasar loakan jogjakarta sudah cukup tinggi terutama buku buku yang mereka klaim sebagai buku langka. Ada buku karya al.hujwiry dengan judul Kasyf al.Mahjub, diberi harga Rp.150 ribu. Sebagai buku bekas tentu harga tersebut cukup mahal. Saya merenung, mengapa harga buku termasuk buku bekaspun sangat mahal. Sementara negara seperti Mesir, India harga sangat murah. Konon, pemerintahnya mensubsidi rakyatnya untuk mencetak buku dengan edisi khusus sehingga harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Mestinya kita pikirkan buku.buku langka diterbitkan dalam edisi khusus sehingga para mahasiswa, akademisi dapat menelaah dan mengkaji isinya. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: