Dalam sejarah bangsa Indonesia banyak hal yang hingga sekarang ini
masih diselimuti kabut dan akhirnya masih kabur. Peristiwa dan tragedi Gestapu 30/
September 1965 sampai sekarang kita
belum tahu siapa dalang dan pelakunya? Apakah peristiwa tragis bangsa kita itu
adalah hasil “keroyokan” banyak pihak?
Adalah Jenderal “S” yang diuntungkan atau mengeruk
keuntungan dalam peristiwa tersebut.
Peran Jenderal A. H. Nasution dilemahkan. Bahkan ada kesan Jenderal Nasution, habis manis
sepah dibuang.
Jenderal Latief, dipenjara sampai luka di kakinya
“berulat”.
Jenderal-jenderal yang lain “disingkirkan”.
Naskah Supersemar pun masih misterius sampai sekarang. Ada
beberapa naskah Supersemar yang tersimpan di ARSIP Nasional. Sungguh sesuatu yang sangat
tragis dan memilukan.
Maulwi Saelan pun memberikan kesaksian.
Ada juga Jenderal Chairul Shaleh yang kontroverial itu. Dulu
sangat berjasa dalam hal penentuan batas teritorial laut Jawa. Dr Mochtar
Kusuma atmaja, mantan Menteri Luar Negeri yang memiliki keahlian wilayah
perbatasan NKRI.
Belakangan, Chairul shaleh terkait dengan Gestapu PKI. Kita membutuhkan sejarawan yang dapat meluruskan sejarah. Sejarawan yang bisa menulis apa adanya yang kita butuhkan di era sekarang agar sejumlah peristiwa dapat menjadi pelajaran untuk generasi mendatang. Jika sejarah ditulis sesuai "pesanan", maka akan menjadi preseden yang kurang baik bagi pembelajaran generasi mendatang.
Wa Allah a'lam.
Wa Allah a'lam.
Gedung DPR RI, 29 sept 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar