Dalam kitab al-Hubb
wa al-Jamal ‘ind al-‘arab karya Ihmad Timur Basya terdapat kisah menarik yakni perebutan hak asuh dan
pemeliharaan anak antara Abu al-Aswad al-Duwaly dengan isterinya. Abu al-Aswad
al-Duwaly adalah seorang sastrawan terkemuka. Mereka berdua menghadap amir
al-mukminin, Zayyad. Sang isteri keberatan jika hak asuh anak bukan pada
dirinya. Maka ia berucap:
Ashlaha
Allah al-amir. Haza ibny. Kana bathny wi’aahu. Wa Hujry fana’ahu. Wa Thadyi
saqa’ahu,iukil’uhu iza nama, wa ahfadzuhu iza qama, fa-lam azal bi-zalika sab’atu
a’wam-in. hatta istawfa fishaluhu. Wa kamulat
khishaluhu. Wastauka’at awshaluhu. Wa ammaltu naf’ahu. Wa rajautu daf’ahu. Arada
an ya’khudza minny karhan. Fa-anshifny fa-qad arada qahry, wa hawala qasry.
Terjemahan bebasnya:
Semoga Allah memberi kemashlahatan kepada khalifah.
Anak ini adalah puteraku. Rahimku tempat tumbuhnya, air susuku tempat meneteknya.
Aku baru bisa makan ketika ia sudah tertidur. Aku menjaganya ketia ia belajar berdiri, dan hal ini berlangsung sampai tujuh tahun berturut-turut. Saya kepingin menjaganya. Sekarang dia (Abu al-Aswad) mau mengambilnya secara paksa..Demikian seterusnya.
Abu al-Aswad menimpalinya dengan pernyataannya:
Hamaltuhu
qabl an tahmilahu, wa wadha’tuhu qabla an tadha’ahu, wa ana aqumu ‘alaihi fi
adabihi, wa andzuru fi taqwim awdihi….
Jawab Abu al-Aswad: Aku menghamilkannya sebelum ia hamil. dan aku melahirkannya sebelum ia melahirkannya. Lalu, saalah yang mendidik anak itu. ...
Jawab Abu al-Aswad: Aku menghamilkannya sebelum ia hamil. dan aku melahirkannya sebelum ia melahirkannya. Lalu, saalah yang mendidik anak itu. ...
Isterinya menjawab:
Shadaqa
ashlahaka Allah. Hamluhu khiffan. Wa hamaltuhu thaqalan. Wa wadha’ahu
syahwatan, wa wadha’tuhu karhan…dia benar, semoga Allah memberimu kemashlahatan. kalaupun dia hamil pasti ringan, sementara saya sangat berat menjalani masa-masa kehamilan tersebut.
Zayyad
berkata: urdud ‘ala al-mar’at waladaha fa-hiya ahaqqu bih minka. Wa da’na min
saj’ika. (h.49). Raja bersabda: Kembalikan anak itu kepada ibunya. dialah yang paling berhak untuk mengasuhnya. Sementara kita mengabaikan sajak Abu al-Aswad.
Ada juga fatwa cinta Abdullah ibn Abbas. Bagi
beliau, tidak ada diyat bagi orang yang terbunuh karena “cinta”. Inna qatil al-hubb la diyat lahu….
Dr Iqbal Barakat juga menulis buku dengan judul: al-Hubb fi Shadr al-Islam, ada kisah
seorang pemuda jatuh cinta kepada salah seorang puteri Mu’awiyah. Mu’awiyah dan
Yazid, sang putera mahkota berkonspirasi untuk menghabisi pemuda tersebut.
Wa Allah a'lam.
Wa Allah a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar