Syahdan, Alexander Agung adalah raja adil, dan sang penakluk. Pada masanya, ia hampir menguasai sepertiga dunia. Begitu beliau hendak menguasai India, sang penakluk melewati sungai Indus (Gangga). Ketika itulah seekor nyamuk kecil menggigitnya, dan berlanjut dengan penyakit malaria. Badan Alexander Agung menggigil, dan panas dingin.
Beliau tak kuasa menaklukkan seekor nyamuk pembawa bakteri malaria itu. Ketika penyakit malarianya semakin mengganas, dan beliau sudah ada firasat bahwa sebentar lagi ajal akan menjemputnya, beliau berpesan agar kelak di kemudian hari jenazahnya dikebumikan di Iskandariyah. Kemudian, peti jenazahnya dilubangi untuk kedua tangannya. Kedua tangannya dijulurkan keluar agar sepanjang perjalanan pulang, semua orang yang berdomisili di daerah yang telah ditaklukkannya dapat melihat betapa raja dan penakluk menghadap Sang Khalik tidak membawa apa-apa.(Dikutip dari Saiful Hadi El-Sutha, Mutiara Hikayat Kumpulan Kisah-kisah Penuh Teladan Hidup, 2005; Harta rampasan perang, kemewahan istana, luasnya wilayah yang ditaklukkan, semua tidak dibawanya mati. Demikianlah sang raja adil dan si penakluk, meskipun telah wafat tapi masih saja memberi nasehat kepada rakyatnya. Betullah kata rasul shalla Allah 'alaih wa sallama: kafa bi al-mauti mau'idhan. Cukuplah kematian itu menjadi nasehat. Demikian. Wa Allah a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar