Gallery

Senin, 25 Maret 2013

Karakter Baik

Pendidikan karakter sangat penting. Ada banyak gugatan bahwa pendidikan kita sudah gagal dalam membangun karakter baik. Seperti tawuran antar pelajar, pelecehan seksual oleh kaum terdidik, mutilasi karena cemburu buta dan cinta tertolak, incest karena split personality, dst. Ada ibu yang dengan kalap membunuh bayinya. Ada suami karena cemburu buta juga menghabisi isterinya. Ada guru yang pacaran dengan muridnya. Ada hakim yang juga doyang korupsi. Ada petugas keamanan yang "berantem" dengan sesama aparat keamanan. Ada juga orang dan organisasi tertentu yang didirikan hanya untuk mencaci-maki pemerintah. Ada LSM yang hanya bertugas untuk "memata-matai" pejabat eksekutif di pemerintahan. Mereka mengkritik tanpa tedeng aling-aling tapi tidak memberi solusi sama sekali.
Ada lagi orang yang gemar mengungkit-ungkit masa lalu. Ada TV yang sangat getol memberitakan "gosip". Gosip keluarga, kehidupan glamour para selebriti, tawuran, ataupun berita menakutkan lainnya. Suatu waktu, Hatta Rajasa "menegur" Chairul Tanjung--seorang pengusaha media--. Apa jadinya kalau seorang investor yang check-in pada sebuah hotel. Lalu masuk kamar. Setelah itu menyetel TV. Dan dia hanya melihat berita-berita "kebobrokan" bangsa ini. Pasti besok paginya, dia check-out, dan pulang ke negerinya lagi. Artinya, TV itu tidak mencerdaskan lagi. TV tidak lagi berfungsi sebagai media yang memdidik bangsa ini. Media bahkan hanyalah "penghibur", tidak banyak berfungsi sebagai media edukasi. Semestinyalah, TV dan media elektronik lainnya sebagai alat yang dapat mencerdaskan anak bangsa. Rasulullah shalla Allah 'alaih wa sallama bersabda: "innama bu'ithtu li utammima makarim al-akhlaq. Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam al-Qur'an juga sudah disebutkan: wa innaka la 'ala khuluq-in 'adzim. Sesungguhnya engkau Muhammad betul-betul memiliki akhlak yang agung. Suatu waktu, A'isyah radhiya Allah 'anhu ditanya, bagaimana akhlak rasulullah shalla Allah 'alaih wa sallama, beliau menjawab: Ka na khuluquhu al-Qur'an. Akhlak beliau adalah al-Qur'an. Jadi, manusia sebaiknya kembali kepada kitab suci. Sebab, dalam kitab suci itulah terdapat petunjuk hidup. Ibarat HP Nokia atau Samsung. Setiap kita membeli Hp biasanya disertakan dengan buku petunjuk penggunaan Hp tersebut. Buku petunjuk itu tentu adalah petunjuk resmi dari perusahaan Hp. Apabila ada kerusakan atau masalah, sang pengguna atau pemilik Hp harus merujuk dan mengikuti pedoman dan buku petunjuk tersebut. Demikian itulah kehidupan manusia. Allah Swt sang Maha Pencipta telah melengkapi manusia dengan panca indera, akal, dan hati serta melengkapinya dengan kitab suci sebagai pedoman hidup. Apabila ada kerusakan pada diri manusia, maka kembalilah kepada kitab suci. Demikian. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: