Gallery

Kamis, 17 Mei 2012

Irshad Manji

Irshad Manji, lahir di Uganda pada tahun 1968, tapi sekarang berkebangsaan Kanada. Ia telah menulis banyak artikel dan beberapa buku. Di antaranya: (a) Allah, Liberty and Love, 2011; (b) The Trouble with Islam Today, 2004; dan (c) Faith Without Fear, 2005; (d) Risking Utopia: On the edge of a new democracy, 1997; (e). Manji mendapatkan gelar doktor kehormatan dari University of Puget Sound pada tahun 2008, dan "Young Global Leader" dari World Economic Forum. Ia lebih dikenal sebagai jurnalis, dan advokat. Tapi yang sangat santer di Indonesia adalah Irshad Manji dikenal sebagai seorang lesbian. Di Internet, Irshad Manji menulis "Criticism of Islam" yang memuat artikel dengan sub-judul: (a) Islam and antisemitism; (b) Islam and violence; (c) Islam and domestic violence; (d) criticism if Muhammad; (e) Criticism of the Quran; (f) List of critics of Islam; (g) Quran and violence. Buku Manji dan pikiran-pikirannya memang sangat kontroversial. Umpamanya saja buku The Trouble with Islam Today: A Wake-up Call for Honesty and Change, 2005. buku ini memuat catatan mengenai Nabi Muhammad shalla Allah 'alaih wa sallama ditulis sebagai pedagang yang buta huruf. Nabi terkadang kesulitan memahami bahasa Tuhan, sehingga keliru dalam proses pewahyuan. Hal ini dapat dilihat pada ayat-ayat setan: al-Gharaniq, halmana Nabi keliru dan belakangan Jibril datang menyadarkannya. Kata "hur" 'ain, yang selama ini dipahami oleh ulama tafsir sebagai bidadari di sorga, oleh Manji dipahami sebagai buah kismis yang pada abad ke-tujuh masehi sebagai sesuatu yang sangat dahsyat. Saya sudah memeriksa kitab al-Raghib al-Ashfahani, Mufradat alfaz al-Qur'an, kata hur bermakna Prof el-Fadhl dan isterinya, Grace konon kabarnya memelihara anjing hitam, tapi tetap menjadi imam shalat berjama'ah di masjid di California. Ada lagi cerita mengenai seorang mualaf yang bertanya kepada seorang imam perihal anjing peliharaannya. Sang imam menganjurkan agar ia membuangnya jauh-jauh. Sang mualafpun melakukannya, ternyata anjingnya datang terus. Lalu, sang mualaf datang lagi bertanya kepada sang imam. Lalu, sang imam menjawab: kalau anjing anda masih datang, tak usah dipeduli, biarkan mati kelaparan. apakah ini adalah akhlak Islam? Irshad Manji memang sangat tajam dalam melancarkan kritik kepada Islam yang selalu "dipamerkannya" sebagai agama yang dipeluknya. Sama halnya dengan koleganya, Ayaan Hirsi Ali yang menulis buku: The Caged Virgin an Emancipation Proclamation for Women and Islam, 2006. Oleh Salman Rushdie diberi komentar: This is an immensely important book, passionate, challenging, and necessary. it should be read as widely as possible, because it tells the truth--the unvarnished, uncomfortable truth. Sebaiknya kita dapat mengkritik Irshad Manji secara akademik dengan cara-cara "terpelajar". Sebaiknya buku berbalas buku. Bukan buku berbalas dengan "pentungan". Akhlak para ulama kita dalam melancarkan kritik dengan cara menulis buku. Wa Allah a'lam.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Irshad Manji memang mengagumkan, dia sangat sukses memandang Islam dari sudut yang berbeda. Tetapi masih terlalu pagi kalau mengagungkan dia sebagai Luther yg melakukan reformasi terhadap gereja. Konteksnya sangat berbeda, Islam saat ini tidak seperti Kristen pada saat Martin Luther mereformasinya. Islam sekarang sangat terbuka terhadap agenda-agenda pembangunan, bahkan menyumbangkan konsep pembangunan yang mencerahkan, seperti penguatan pada civil society.
Maqbul