Gallery

Minggu, 13 Mei 2012

Keunikan Ibn Hazm

Ibnu Hazm al-Andalusi (384 H/994 M-456 H/1064 M) dikenal sebagai pelanjut mazhab Zahiri. Ia adalah seorang filosuf, sastrawan, psikolog, sejarawan, fuqaha’ kelahiran Kordova, spanyol. Ia memiliki sekitar 400-an karya tulis, tapi hanya 90-an yang dapat ditemukan sekarang. Diantara kitabnya yang sangat terkenal adalah: (a) Asma’ al-Shahabat al-Ruwat wa ma li-kull Wahid-in min al-‘Adad; (b) al-Muhalla; (c) al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam; (d) Syarh ahadith al-Muwaththa’; (e) Risalah fi Fadhl al-Andalus; (f) al-Fishal fi al-Milal wa al-ahwa’ wa al-Nihal; (g) al-Imla’ fi Qawa’id al-Fiqh; (h) al-fara’idh; (i) Mukhtashar fi ‘Ilal al-hadith; (j) Mas’alat-un fi al-Ruh; (k) Risalat-un fi al-Thibb al-Nabawy; (l) dll. Ada kitab lain yang cukup unik yakni Thauq al-Hamamah fi al-Ulfah wa al-Ullaf, Kepak Saya Merpati, kisah kasih sepanjang zaman—terjemah bebasnya. Oleh Arthur Arberry diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan judul: The Ring of The Dove: A Treatise on the art and Practice of Arab Love, 1997. Tariq Ali juga menyebut salah satu karya Ibn Hazm mengenai psikologi dalam novelnya The Book of Salahuddin. Karya Ibn Hazm mengenai psikologi dengan judul: Filsafat Watak dan Perilaku. Untuk karya ini saya belum menemukan dalam daftar panjang karya Ibn Hazm. Pokok pikiran dalam buku tersebut dapat diringkaskan bahwa semua manusia berkehendak untuk menghindarkan diri dari seluruh kecemasan. Orang mencari harta yang banyak dan menjadi kaya untuk menghindarkan diri dari penderitaan kemiskinan. Orang mencari ilmu, karena menghindarkan diri dari kecemasan “dihinakan” atau “diabaikan”. Hampir semua perilaku manusia dalam rangka menghindarkan diri dari kecemasan. Ibnu Hazm menulis bahwa setiap manusia menuju pada satu tujuan, yakni hasrat untuk lari dari kecemasan. Ini berlaku bagi orang kaya dan miskin, bagi sultan atau hamba, bagi kaum ulama atau bagi mereka yang tak berpendidikan, bagi perempuan atau para kasim, bagi mereka yang memuja sensualitas dan kenikmatan terlarang atau bagi para pertapa. … Tariq Ali lebih lanjut mengelaborasi Ibn Hazm dengan komentarnya:…mereka yang menginginkan kekayaan hanya untuk menghilangkan rasa taku akan kemiskinan dari hati mereka, yang lainnya mencari kemasyhuran untuk menghindarkan diri dari rasa takut direndahkan, sebagian yang lainnya mencari kenikmatan sensual untuk lari dari rasa sakit pribadi, sebagian lagi mencari pengetahuan untuk keluar dari pengabaian yang tak berguna, yang lainnya senang mendengarkan berita dan percakapan karena ingin mengusir kepedihan atas kesendirian dan keterasingan. Singkatnya, manusia makan, minum, menikah, menonton, bermain, tinggal di bawah naungan atap, berkuda, berjalan, atau tetap diam dengan satu tujuan untuk mengusir segala yang bertolak belakang dengan diri mereka, dan secara umum untuk mengusir segala kecemasan. ( Tariq Ali, The Book of Saladin,London, 1998 telah diterjemahkan oleh anton Kurnia dengan judul: Kitab Salahuddin Sebuah Novel, Serambi, 2006). Wal hasil, Ibn Hazm adalah pemikir unik dan penulis yang mumpuni dalam banyak bidang keahlian. Wa Allah a’lam.

Tidak ada komentar: