Gallery

Senin, 14 Mei 2012

Superioritas Barat

Tahun 2000, kami sedang mengikuti program doktor UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta mengambil mata kuliah Oksodentalisme dibawah bimbingan Prof. Mukti Ali. Beliau menunjuk asisten Dr. Hj. Alef Theria Wasim, M.A. Ada beberapa buku yang menjadi buku bacaan wajib mahasiswa. Di antara yang saya ingat adalah: (a) James G. Carrier, Occidentalism: Images of the West, 1995, (b) Edward Said, Orientalism, dan (c) Hassan Hanafi, Muqaddimah fi ‘Ilm al-Istighrab, 1991. Pada akhir perkuliahan, Prof. Mukti Ali mempersilakan kami untuk memberikan semacam executive summery atau refleksi pemikiran terhadap mata kuliah yang sedang dipelajari. Ada beberapa kawan yang memberikan komentar singkat. Setelah itu, Prof Mukti menutup kuliah dengan pernyataan singkat, “buku ini menggambarkan bahwa orang Timur ( orient) itu adalah bodoh-bodoh”. Kami menjadi kecut mendengar pernyataan singkat Prof Mukti Ali tersebut. Saya sendiri terperangah mendengarnya. Untuk sekian lama kita menekuni dan membaca buku ini baris demi baris, ternyata isinya hanya untuk menggambarkan bahwa orang timur itu bodoh, dan terbelakang. Orang Timur serba tidak bisa untuk memberdayakan dan memajukan bangsa dan dirinya. Mereka harus melibatkan dan mengandalkan orang Barat. Tentu era sekarang sudah sangat berbeda. Kishore Mahbubani menulis yang sebaliknya. Barat sudah tidak bisa lagi seenaknya mendikte timur. Timur sudah kuat. Apa yang dipersepsi sebagai Timur atau negara-negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk sekitar 5,6 M sudah tidak bisa dipandang remeh lagi. Superioritas barat sudah mulai dipertanyakan, dan bahkan melemah. Cina dan India sekarang merupakan “raksasa ekonomi dunia”. Cina sudah berdiri tegak “setara” dengan Amerika Serikat. John & Doris Naisbitt mencatat delapan pilar pemicu kekuatan kemajuan Cina dalam bukunya: China’s Megatrends the 8 Pillars of New Society, 2010. George Soros, sejak tahun 2006 sudah mengingatkan akan tanda-tanda kejatuan Amerika pasca tragedy 11 september. Dan hal itu sebagai pertanda akan kejatuhan dunia (barat). Soros menulis buku dengan judul: The Age of Fallibility the Consequences of the War on terror, 2006. Ia menulis: …if the United states fails to provide the right kind of leadership, our civilization may destroy itself…jika Amerika Serikat jatuh, itu pertanda peradaban dunia ikut hancur… Wa Allah a’lam.

Tidak ada komentar: