Hakim Sanai (w.1131 M) pernah berkata:
If you wish for a pearl
You must leave the desert
And wander by the sea
And even if you never find
The gleaming pearl, at least
You won’t have failed to reach the water
Jika engkau menginginkan sebuah mutiara
Maka engkau harus meninggalkan gurun pasir
Dan berangkatlah mengarungi lautan
Dan ketika engkau tidak menemukan
Kilauan mutiara, maka setidaknya
Engkau tidak kesulitan mendapatkan air.
Pada kesempatan Hakim Sanai berkata:
Jangan mencela orang-orang tarekat, lebih baik perbaikilah dirimu.
Engkau memiliki pengetahuan dan agama yang keliru jika engkau membelakangi Realitas (al-haqq).
Manusia sering melilitkan jaring bagi dirinya. Sementara seekor harimau (manusia tarekat) menghancurkan kandangnya.
Mankind is asleep, living in a desolate world. Sebetulnya manusia tertidur, dan hidup dalam dunia yang terpencil.
Mengenai “kesadaran” (awakening) Sanai bersenandung:
While mankind remains mere baggage in the world
It will be swept along, as in a boat, asleep.
What can they see in sleep?
What real merit or punishment can there be?
Hakim Sanai, Hadiqat al-Haqiqah wa syari’ah al-thariqah—ditulis pada tahun 1131 M ( The Walled Garden of Truth, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh D. L. Pendlebury, London: Octagon Press, 1974)
Hakim Sanai adalah seorang sufi yang hidup abad ke-11 di Gazna, sebuah kota modern sekarang di Afganistan. Beliau juga sebagai guru spiritual Jalaluddin Rumi.
Wa Allah a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar