Gallery

Minggu, 20 Mei 2012

Sir Muhammad Iqbal

Ia dikenal sebagai filosof, dan pengagum Jalaluddin Rumi. Karya-karyanya sangat berpengaruh. Ia juga dijuluki sebagai “Bapak Pakistan”. Karya-karyanya dapat dilihat seperti The Development of Metaphysics in Persia: A Contribution to the History of Muslim Philosophy, 1964—Metafisika Persia: Suatu Sumbangan untuk Sejarah Filsafat Islam. Karya ini adalah disertasi doctoral M. Iqbal dan ditulis pada saat ia mengagumi panteisme yang belakangan ditolaknya. Oleh M. M. Syarif, karya ini tidak bebas dari tanda-tanda ketidakmatangan Iqbal, meskipun demikian tetap penting bagi studi filsafat. Karya lainnya adalah The reconstruction of Religious Thought in Islam dan sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul: Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam, alih bahasa Ali audah, Taufiq Ismail, dan Goenawan Mohamad, Jalasutra, 2002. Hal yang cukup mengejutkan, oleh Seyyed Hossein Nasr, Iqbal dianggap anti-tasawuf, meskipun beliau sangat gandrung terhadap karya-karya Rumi. Nasr berkomentar:….Bereaksi melawan dominasi sebagaian besar dunia Islam oleh Barat, kaum modernis berusaha mencari kambing hitam atas kekalahan kaum muslim, dan banyak diantara mereka yang mengarahkan kemurkaan kepada tasawuf, menuduhnya mengkhutbahkan kepasifan dan pengutamaan akhirat, sehingga menyebabkan kelemahan masyarakat Islam. Tak ada tempat lain di mana penentangan kaum modernis terhadap tasasuf lebih jelas daripada Turki. Setelah naik ke tampuk kekuasaan, Ataturk yang sangat modernistic melarang tarekat-tarekat sufi serta memenjarakan dan membunuh banyak guru sufi. Sikap negatif terhadap tasawuf ini dapat dilihat bahkan pada tokoh-tokoh seperti Muhammad Iqbal, bapak ideologis Pakistan, yang juga seorang penyair berbakat serta pengagum Rumi, namun ia sangat keras menentang literature, doktrin dan praktik sufi. ( Seyyed Hossein Nasr, Tha Garden of Truth: the Vision and Promise of Sufirms, Islam’s Mystical tradition, 2007).

Tidak ada komentar: