Gallery

Kamis, 05 Juli 2012

Pembisik

Pada masa pemerintahan Gus Dur, pembisik sangat penting ketimbang posisi seorang menter. Ini sesungguhnya kesan banyak orang.Sebab, kebijakan-kebijakan Gus Dur sering kontroversial, juga sulit dipahami oleh para menterinya. Seperti penghapusan TAP MPRS nomor 66 tentang PKI. Di dunia teater pembisik juga memiliki peranan penting. Dalam pentas tertentu, pembisik yang berada di belakang panggung sangat memegang peranan vital untuk keberlagsungan suatu pementasan teater. Konon, dalam suatu pementasan karya seni tentang perang Padri, yang tokoh utamanya adalah Imam Bonjol, pemain teater tidak seluruhnya mengikuti bisikan sang pembisik. umpamanya, pada saat menyebut berapa angka pasukan Padri yang meninggal. Dalam naskah tertulis ribuan, tapi sang pemain tidak mengikuti bisikan sang pembisik. sang pemain, ketika seru-serunya teater tersebut, dan penontonpun menikmatinya. Suasana tegang, tapi sang pemain hanya menyebut angka 25 orang pasukan yang gugur di medan perang. Sontak saja suasana haru berubah menjadi lelucon. Sang pembisik gagal meyakinkan sang pemain agar ia tetap mengikuti bisikannya. sang pembisik sakit hati. Pada kesempatan lain, pementasan pun dimulai dengan mengambil latar kehidupan Pangeran Diponegoro. Ketika sang Pemain lupa akan naskah yang sedang dilakonkannya, Ia pun mendekati sang pembisik ke belakang layar. Mestinya, ia mengucpkan: hai spada, di manakah Tuhan berada? tapi sang pembisik yang kesal tadi membisikkan kalimat,hai Tuhan. Bukankah kau setan? Ternyata, peran pembisik sangat penting. Baik di dunia teater dan dunia politik sekalipun. Hati-hati dan waspadalah terhadap para pembisik.

Tidak ada komentar: