Gallery

Kamis, 12 Juli 2012

Belajar Filsafat

Kamis, 12 Juli 2012, saya mendapatkan kesempatan menghadiri Launching Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Shadra, Pejaten Jakarta yang dirangkaikan dengan seminar Internasional untuk membahas pentingnya filsafat Islam untuk membangun peradaban dunia. Pada acara tersebut hadir para nara sumber, dan para pecinta filsafat Islam. Antara lain: Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A, Dr. Haidar Bagir, MA, Prof Karim Crow, Malaysia, Dr. H. Umar Syahab, Prof. Dr. H. Umar Syihab, M.A, dan Dr. Kholid (Ketua STFI Shadra). Sebetulnya yang akan melaunching acara tersebut adalah Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. Akan tetapi beliau yang menghadap pak Menteri Agama pagi itu. Saya yang semula datang dengan maksud sebagai peserta seminar didaulat menjadi pembicara pada acara launching tersebut. Semula saya hanya menyampaikan hal-hal yang penting terkait tugas dan pekerjaan sehari-hari di Kementerian Agama RI. Saya sedikit menyinggung suksesnya pelaksanaan SPMB-PTAIN 2012 yang total pendaftar 54.637 calon mahasiswa. Saya juga sedikit menyinggung pentingnya belajar filsafat. Sebab, orang yang belajar filsafat dan mengerti hakikat hidup pasti tidak akan korupsi. Socrates atau Plato pernah berkata bahwa sebaiknya yang memimpin suatu negara adalah filosof agar negara tersebut maju dan makmur. Hanya di tangan para filosoflah negara akan jaya. orang yang melakukan perbuatan korupsi adalah mereka yang tidak mengerti filsafat dan hakikat uang. William menulis buku Money: A History, bahwa dalam Islam uang itu penting, tetapi harus dengan aturan main yang jelas dan tidak monopoli. Dalam al-Qur'an surah al-Humazah, Allah swt dengan tegas mengingatkan bagi pengumpat dan serakah bagi mereka hanyalah neraka Wail. Mereka itu senang mengumpulkan harta kekayaan, dan mengira bahwa dengan harta itu mereka akan langgeng. yahsabu anna malahu akhladahu:....dia mengira bahwa hartanya akan membuat hidupnya abadi. Saya juga sedikit menyinggung peran agama di era sekarang dengan mengutip Dalai Lama dalam bukunya: Beyond Religion. Bagi Dalai Lama, agama semestinya tidak hanya untuk meningkatkan kehidupan spiritual, tapi lebih dari itu agama harus menciptakan harmoni dan damai di muka bumi ini. Dua prinsip ini yang harus melekat pada agama. Selanjutnya, saya berharap dengan berdirinya STFI Shadra, maka seluruh anak bangsa diberi kesempatan yang sama untuk belajar di sini. Sebab, sebagaimana kata Joseph E. Stiglitz dalam bukunya: The Price of Inequality bahwa harga ketidakadilan itu termasuk ekonomi dan politik pastilah sangat mahal. Indonesia bagian timur atau di mana pun anak bangsa itu berada semestinyalah mendapat perhatian dan perlakuan yang sama. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: