Gallery

Kamis, 05 Juli 2012

Merawat Demokrasi

Tuduhan Amerika Serikat bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat intoleransi yang tinggi.Bahkan dulu, George W. Bush menuduh Indonesia salah satu negara yang termasuk poros setan. Hal ini berkaitan dengan adanya indikasi kuatnya jaringan al-Qaedah, pimpinan Osama ibn Laden di Indonesia. Tuduhan ini tentu merupakan pukulan telat bagi rakyat Indonesia. Halmana, di Indonesia sedang tumbuh upaya yang sungguh-sungguh untuk membangun dan merawat demokrasi. Pada masa Nurcholish Madjid ( Cak Nur), beliau selalu mempidatokan pentingnya membangun civil-society, masyarakat madani. Beliau selalu mencontohkan masyarakat ideal yang dibangun oleh Nabi Muhammad shalla Allah 'alaih wa sallama dan para sahabatnya. Cak Nur dalam berbagai kesempatan sering mengutip pasal-pasal piagam madinah ( al-Mithaq al-Madinah) untuk menunjukkan betapa berkeadabannya masyarakat sipil yang telah dibangun oleh Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama. Sekarang ini, ada banyak contoh bahwa Indonesia dengan sungguh-sungguh membangun dan merawat demokrasi. Salah satu diantaranya adalah apa yang sedang dikerjakan oleh Prof. Imam Suprayogo yang memberi gelar doktor kehormatan kepada tokoh yang dinilai telah menanam bibit demokrasi dan sikap toleransi yang sangat tinggi di Indonesia. Saya mendengar, minggu depan akan ada upacara pemberian gelar doktor honoris causa kepada gubernur Sulawesi Utara. Beliau dinilai cukup representatif sebagai tokoh yang sangat konsern untuk memupuk demokrasi dan toleransi, serta kerukunan antar umat beragama. Peristiwa ini penting, karena yang memberi gelar doktor kehormatan adalah Universitas Islam Negeri Malang. Sedang yang menerima gelar doktor kehormatan adalah seseorang yang nota bene beragama selain muslim. Ini unik dan inspiratif.

Tidak ada komentar: