Gallery

Jumat, 20 Juli 2012

Hasan Basri, Sang Sufi

Hasan Basri adalah tokoh sufi besar. Ia lahir pada tahun 21 H dan wafat pada tahun 110 H. Ia lebih dikenal sebagai sufi besar. meskipun beliau juga adalah seorang ahli hadis dan sangat piawai dalam ilmu fiqhi. ilmu hadis dipelajarinya dari sejumlah tokoh yang masih sahabat Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama seperti Anas ibn Malik. Anas ibn Malik adalah tokoh utama dalam penyebaran hadis. Sebab, beliau disamping pada usia yang masih belia, sekitar 8 atau 9 tahun, ibnunya yang bernama Ummu Sulaim sudah menitip puteranya, Anas ibn Malik kepada Nabi shalla Allah alaih wa sallama. Anas ibn Malik termasuk sahabat AL.mu'ammarun, sahabat yang memilki umur yang panjang. Anas ibn Malik, biasa berkomentar bahwa tanyalah hadis kepada Hasan Basri, muridnya itu. sebab, dia telah menghafal apa-apa yang telah kami lupa. Qala Anas ibn Malik: salu AL.Hasan, fainnahu hafiza, wa nasina. Demikian kutipan dari Ibnu Hajar AL.asqalany, Tahzib AL.Tahzib, jilid 2, h. 264, sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Azizan Fathrayan dalam Yesus magisternya dengan judul: Tafsir AL.Hasan ibn aAby AL.Hasan AL.Bashry, Sudan, 2009. Hasan Basri juga piawai dalam hukum Islam. hal ini tercermin dari perjalanan hidupnya yang pada usia senja sempat diangkat menjadi hakim Agung, meskipun tidak lama. Beliaupun sempat memutuskan beberapa perkara agama. Nama Hasan Basri sering muncul ketika seorang peneliti tasawuf menyebut Rabiah AL. Adawiyah. Kisah-kisah sufi Hasan Basri sering terungkap pada konteks pembicaraan Rabiah AL. Adawiyah. Syekh Hasan Basri pernah ditanya, bagaimana kabarnya? Beliau menjawab, Anda menanyakan keadaanku sekarang. bagaimana pendapat Anda, jika sekelompok orang menaiki kapal layar. Dan di tengah samudera kapal mereka pecah. Masing-masing di antara mereka hanya memegang kayu. Si penanya berkata: tentu sangat mencekam. Hasan Basri berkata, keadaanku lebih menakutkan daripada itu. Demikianlah ajaran AL.khauf, takut kepada Allah yang merupakan salah satu inti ajaran Syekh Hasan Basri. Dalam tesis Muhammad Azizan tadi, Syekh Hsan Basri memiliki pandangan sendiri mengenai tafsir AL.Qur'an. Seperti Q.S AL.Nur, ayat 35 tentang tafsir Nur Allah. Frasa ....Allah Nur AL.samawat wa AL.ardh. Mathalu nurihi kamisykat.in.....maksudnya, Nur Allah itu adalah AL.Qur'an. Jadi, orang beriman memiliki cahaya dalam qalbunya, ibarat lampu yang menyinari dirinya. AL.Qur'an ibarat lampu atau Pelita yang memberi petunjuk bagi arah hidup seorang Mukmin. Demikian seterusnya. walhasil, Syekh Hasan Basri yang selama ini dikenal sebagai seorang sufi besar ternyata juga seorang mufassir dan ahli hadis. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: