Sabtu, 21 Juli 2012
Mata hari
Mata Hari adalah salah satu judul novel karya Remy Sylado. Remy Sylado adalah sastrawan terkemuka kelahiran 12 Juli 1945, di Makassar. Sejak usia 18 tahun sudah mulai menulis puisi, cerpen, novel, drama, kolom, esai, roman populer. Ia pernah tinggal di Semarang. Ia menguasai bahasa Yunani, Arab, ibrani, dan china. Ia juga menguasai bahasa Jawa, Sunda, Bugis, Ambon, dan totempoan.
Ciri utama karya nonelnya adalah Ia menulis dengan gaya filmis. Itulah sebabnya, karya Remy Sylado dengan mudah dapat diangkat di dunia layar, film seperti Ca Bau Kan, Som Po Kong. Ia juga menulis novel dengan riset yang mendalam, seperti ketika Ia menulis novel Paris van Java. Di sini Ia berkisah tentang ekskotisme dan seluk-beluk kota Bandung. meskipun Ia lama menetap di Bandung, dan sangat menguasai kota tersebut, Ia tetap melakukan riset mendalam. Untuk menyelesaikan novel: Mata hari Ia harus berkunjung ke Paris, Berlin dan Belanda di mana tempat-tempat itu tempat peristiwa. Utrech, Belanda, kisah Mata Hari dimulai.
Mata hari adalah salah satu novelnya yang bercerita tentang seorang gadis yang diberinya nama: Mata Hari. Mata Hari sebermula seorang gadis yang berdarah Belanda dan Indonesia. Ia pernah menetap di Amsterdam. Di sini Ia bertemu dengan guru yang jatuh cinta kepadanya. Pada awalnya, Matahari sama sekali tidak tertarik kepada seseorang yang mencintainya karena kebetulan lelaki itu tidak berkumis. lelaki idaman Matahari adalah pria gagah yang berkumis.
Tidak lama kemudian, Ia bertemu dengan MC Leod, dan mempersuntingnya. meksipun kehidupannya tidak bahagia dan penuh dengan intrik-intrik, Matahari tetap saja menjalani kehidupannya itu.
Sampai pada suatu ketika Ia terlibat sebagai seorang penari telanjang, dan terlibat pula sebagai agen rahasia bagi Jerman dan Prancis dalam Perang dunia pertama.
Sampai akhirnya, kedoknya ketahuan, dan terpaksa Ia dijatuhi hukuman mati. Sebelum eksuksi matinya, Ia meminta agar Ia bertelanjang saja. Dan Ia berkata, karena aku telanjang ketika keluar dari rahim ibuku, maka akupun bertelanjang ria menghadap Tuhanku.
Novel Remy Sylado memang seru, menghibur dan ada harapan-harapan. bagi Remy, novel atau karya sastra harus memiliki aspek menghibur. ketika berkumpul sepuluh orang membaca karya novelnya, setidaknya orang tersebut merasa terhibur. Menikmati dan membaca karya sastra Remy sangat menantang. Sebab, disamping penguasaan bahasanya yang kuat, sang penulis juga melakukan riset terdahulu sebelum melempar karyanya ke ruang publik. Selamat membaca.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar