Gallery

Kamis, 18 Oktober 2012

Burung Puyuh

Seorang sahabat bercerita tentang seseorang yang memiliki dua ekor burung puyuh. Rencananya, satu ekor untuk sarapan pagi, dan satunya lagi untuk makan malam. Ia asyik menggoreng burung puyuhnya, dengan resep kuliner terbaik yang diketahuinya. Setelah itu, si fulan hendak mencicipi masakan andalannya, tapi tiba-toba seseorang mengetuk pintu. Ternyata sahabatnya yang datang bertamu. Si fulan, apa sahabatnya itu sudah sarapan? Kebetulan belum, jawabnya singkat. Kalau demikian, cicipi masakan saya ini. Setelah sang tamu makan dengan lahapnya, tuan rumah bertanya, apa yang kurang dari masakan saya ini? Kurang saosnya. Pada sore harinya, si tuan rumah memasak lagi dan burung puyuh yang satunya digoreng dengan resep asem pedas. Begitu selesai dan ia bersiap-siap untuk menyantapnya daun pintu rumahnya pun diketuk-ketuk oleh seseorang. Ia secara perlahan membuka pintu rumahnya, dan mempersilakan sang tamu masuk. Ternyata kawan yang tadi pagi itu bercerita kepada kawannya bahwa di rumah sahabatnya ada masakan enak, gurih. Tuan rumah bertanya, apakah sang tamu sudah makan? Belum, jawabnya singkat. Kalau demikian nikmatilah masakan khas saya ini, sambil menyodorkan masakan istimewanya. Setelah selesai makan, tuan rumah bertanya: apa yang kurang pada masakan saya? Kurang pedas saosnya, jawabnya singkat. Sang tamupun juga mengajukan pertanyaan sekenanya kepada tuan rumah: menurutmu, apa yang kurang pada masakan Anda? Saosnya enak, hanya kuranya kurang burung puyuhnya. Jawabnya ketus. Wa Allah a'lam

Tidak ada komentar: