Kamis, 11 Oktober 2012
Bersiwak
Dalam Shahih Muslim ada sebuah kisah menarik. Seorang Badui mendatangi Nabi shalla Allah ‘alaih wa sallama dan ingin mendapatkan penjelasan langsung dari Baginda Nabi mengenai perkara agama. Melihat penampilan sang Badui tersebut yang rambutnya acak-acakan dan bergigi kuning, Nabi memerintahkannya agar mandi dan bersiwak dulu baru datang lagi. Ini artinya Rasulullah shalla Allah ‘alaih wa sallama sangat memerhatikan kebersihan badan dan jiwa seseorang. Bahkan ada hadis yang berbunyi: al-thuhur syathr al-iman: kebersihan itu adalah bagian dari iman. Hanya saja kalau kita berkunjung ke Negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim pasti kita mendapatkan kesan yang berbeda, kecuali Negara Saudi Arabiyah dan Maroko. Itupun mereka menjadi bersih karena sangat boleh jadi diilhami oleh dunia barat (eropah). Ada pameo yang mengatakan bahwa
Pada konteks lain, saya pernah mendengar Prof. Qodri Azizy bercerita tentang gurunya, Prof. Fazlur Rahman yang memiliki kebiasaan bersiwak kalau hendak melaksanakan shalat. Suatu prilaku unik bagi seorang Fazlur Rahman, sebagai seorang filosof yang sangat otoritatif pada bidangnya. Bersiwak adalah semacam sikat gigi tapi memakai bahan kayu khusus. Biasanya orang yang telah menunaikan ibadah haji membawa kayu-kayuan bahan siwak itu. Terkadang hidup ini diliputi oleh hal-hal yang lucu. Saya tidak pernah terbayang, seorang Fazlur Rahman yang sangat rasional, seorang filosof muslim modern justeru berperilaku yang unik dalam hal ibadah. Mungkinkah itu adalah masih terbawa-bawa dari cara beribadah di kampungnya, Pakistan? Konon, ayah beliau adalah seorang imam di kampung, Pakistan sana.
Wa Allah a’lam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar