Gallery

Selasa, 04 September 2012

Mencari Jabatan

Konon sekarang ini disebut juga sebagai zaman edan. Suatu zaman di mana sulit dibedakan antara kesadaran dengan kegilaan. Dalam hal menduduki jabatan, fenomena sekarang sangat memprihatinkan. Parnj Hadi pernah menulis resonansi bahwa hanya orang gilalah sekarang ini yang mau menjadi pejabat. Halmana, jabatan yang melekat pada diri seseorang tidak serta merta akan menggambarkan ketinggian marwahnya. Bahkan terkadang yang terjadi. Justeru sebaliknya. Karena jabatan, seseorang dihina dan diperlakukan tidak sewajarnya sebagai seorang pejabat. Tentu terlepas dari kompetensi dan kualitas serta kecakapan yang dimilikinya. Abu Bakar ash.Shiddiq ketika dibaiat menjadi seorang khalifah pertama sepeninggal Nabi shalla Allah 'alaih wa alih wa sallama langsung berucap: inna li Allah wa inna ilaihi raji'un. Sesungguhnya kita ini dari Allah, dan semuanya akan kembali kehadhirat.Nya. Meskipun ada riwayat Imam Ahmad yang mengatakan bahwa Abu Bakar juga sempat berujar: ana radhi biha, aku ridha dengan jabatan ini. Fenomena ini sangat berbeda dengan sekarang. Hari ini seseorang dilantik sebagai pejabat, hari ini pula langsung diadakan syukuran, tasyakuran atau apapun namanya sebagai tanda syukur atau luapan kegembiraan. Bahkan tasyakuran yang digelar biasanya sudah mirip dengan pesta mewah. Pertanyaannya, dari mana pejabat baru itu mendapatkan uang untuk mengongkosi pesta tersebut. Atau siapa tahu, yang bersangkutan sudah memiliki teman pengusaha yang kelak di kemudian hari sebagai rekanan bagi proyek di kantornya. Inilah awal musibahnya. Style pejabat yang seperti akan dengan mudah menggarong uang negara. Jabatan baginya bukan lagi sebagai amanah yang sewaktu waktu akan diambil oleh yang punya jabatan. Allah swt berfirman:qul Allahumma malika al.mulki, tu'ti al.mulka li man tasya' wa tanzi'u al.mulka li man tasya'. Wa tu'izzu man tasya' wa tuzhillu man tasya'. Bi yadika al.khair. Innaka 'ala kulli syai'in qadir.

Tidak ada komentar: