Senin, 10 September 2012
Kyai Ali
Kyai Ali yang dimaksud dalam tulisan ini ialah Prof K. H. Ali Yafie. Kyai Ali adalah sosok ulama kharismatik yang sangat disegani karena ketinggian ilmunya dan kewara'annya. Dalam perjalanan kariernya, Kyai Ali adalah sosok santri yang otodidak. Beliau bisa menguasai beberapa bahasa asing selain arab, seperti bahasa Belanda. Kyai Ali sebermula masik ke kota metropolitan sebagai anggota dewan. Setelah itu, beliau menjadi rektor Institut Ilmu al.Qur'an. Selanjutnya, beliau sebagai Ketua PBNU, ketua MUI.
Ada banyak hal yang menarik dalam perjalanan hidup Kyai Ali. Sewaktu, beliau diundang ke istana dengan sembilan orang tokoh nasional lainnya, pak Harto meminta saran mengenai reformasi. Dari sembilan Tokoh tersebut hanya Kyai Ali yang berani menyampaikan kepada presiden Soeharto bahwa yang dimaksud reformasi oleh mahasiswa, Bapak harus turun dari jabatan presiden. Pernyataan Kyai Ali itu menjadi perhatian pak Harto untuk selanjutnya
Dalam suatu kesempatan silaturahim wqrga Sulawesi Selatan, Kyai Ali menegaskan beberapa hal yang harus diperhatikan supaya kita selamat dunia akhirat, antara lain:
1. Karakter santri. Kyai Ali kembali menegaskan dirinya sebagai santri yang senantiasa cinta ilmu, mau belajar dari mana pun datangnya ilmu itu. Dan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kita harus belajar darinya.
2. Dalam Lontara' Latoa dijelaskan tentang ciri cerdik cendekia, yakni: narekko mappammulai ada, na sibati' ( kalau bicara, kata-katanya pantas dan sesuai yang diharapkan audensinya. Narekko duppai ada, pasau' (kalau berdebat, ia pasti menang). Sebetulnya masih ada dua lagi, tapi saya lupa.
3. Beliau juga menjelaskan kegiatan kesehariannya pada usia senjanya. Beliau sudah cukup sepuh pada umur 88 tahun dengan perhitungan tahun hijriyah. Setiap minggu beliau berupaya untuk datang ke Ancol, jalan-jalan pagi, menikmati sinar matahari pagi, dan menghirup udara laut. Berjalan-jalan pagi, beliau masih sanggup berjalan tanpa alas kaki sepanjang 3 km. Matahari pagi sangat dibutuhkan tubuh manusia terutama pada jam 7 sampai 9 pagi. Hampir semua makhluk membutuhkan sinar matahari. Setelah itu, beliau menghirup udara laut. Udara laut yang bersih sangat kita butuhkan. Bahkan secara spiritual, laut dapat "mengurangi" rasa kibr (sombong) seseorang. Apa yang bisa banggakan dngan melihat lautan yang sangat luas itu. Dalam hitungan detik, Tsunami Aceh dapat memporak-poranda Aceh. Demikian seterusnya.
4. hal yang menarik, pada usia yang cukup sepuh Kyai Ali Yafie masih sangat fasih dalam berbicara, cerdas, dan teratur serta sistematis. Kata-katanya hampir tidak ada yang berulang. Pikirannya masih bernas. Mungkin inilah salah satu pertolongan Tuhan terhadap beliau yang menjalani hidupnya dengan sederhana dan bersih. Sepanjang perjalanan hidup Kyai Ali, beliau menjalaninya dengan lurus-lurus saja. Tidak pernah kita mendengar ada sesuatu yang mengurangi marwah dan mmuru'ah beliau sebagai cendekiawan, dan sebagai ulama sekaligus.
5. Kita masih ingat perdebatan SDSB yang ketika itu beliau berseberangan dengan Kyai Abdurrahman Wahid ( Gus Dur). Kyai Ali lebih memilih untuk keluar dari PBNU daripada menerima sumbangan SDSB. Kala itu heboh. Dan pendirian Kyai Ali tetap. Tidak goyah sedikitpun. Ini sosok yang harus kita teladani terutama era sekarang yang cenderung carut marut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar