Gallery

Rabu, 07 Oktober 2015

Ini Medan Bung!

Dalam sqtu perjalanan dari Bandara Kualanamo ke kota Medan, saya naik Taxi. Saya berharap-harap cemas. Jangan-jangan sopir Taksi ini menipu saya. Soalnya, sopir Medan terkenal ugal-ugalan. Mereka bisa menelikung pada sembarang tempat. Tanpa klakson, tanpa weser. Sopir Medan terkenal sering melakukan pelanggaran lalu lintas. Polisi Medan juga tak kalah galaknya. Bahkan orang- orang Aceh yang melintas jalan panjang trans kota Medan- Aceh. Bagi orang Aceh, polisi Medan adalah tukang palak. Kalau ada mobil, dan mereka sedang sweeping pasti orang Aceh jadi korbannya. Ada- ada saja kekurangan perlngkapan kendaraan mereka. Bahkan tutup pentil pun bisa berakhir pada pelanggaran. Dan biasa berakhir pula dengan negosiasi di pinggir jalan. Kalau sudah seperti itu, uang yang bicara. Padahal, sekarang ini justeru yang terjadi sebaliknya. 360 derajat perbedaannya. Sopir taksi tadi mengingatkan saya, bapak tidur saja sampai ke tujuan. Sebutkan saja ke hotel mana saya antar. Saya guyon, apa betul saya bisa percsya Bapak. Jangan khawatir pak, tukasnya. Sopir dan preman preman itu, kami sudah kirim semua ke Jakarta. Sopir di sini semuanya tinggal yang baik- baik saja. Benar saja, ternyata di sepanjang jalan dopir taksi banyak bercerita perihal penumpang yang memakai jasanya. Ada dari isatawan mancanegara yang hanya mencari "darah muda" di Medan. Sopir taksi tahu semua tempat- tempat para hidung belang itu. Tergantung pesanan. Bahkan, sang sopir sudah memiliki nomor telpon "darah muda" tertentu kalau ada pesanan. Sang sopir juga bercerita betapa kejujuran membawa kemujuran. Orang jujur pasti akan mujur. Dengan kepercayaan tinggi, pelanggan akan puas dan rezeki akan mengalir. Hidup ini jangan sampai menipu sesama. Tai terasa sampailah saya pada hotel Madina, di tengah kota. Sekitar satu jam perjalanan dari bandara Kualanamo. Ini Medan Bung! Medan sudah bersinar. Medan semakin baik. Horas!

Tidak ada komentar: