Gallery

Selasa, 19 Agustus 2014

Nasar Umar

Peluncuran buku Prof Nasaruddin Umar sangat spesial. Pembahas Prof Muhammad Nuh, Menteri Kemendikbud, K. H. Said Aqil Siraj. Buku ini kecil, tapi bisa membawa kita ke alam yang berbeda dengan keseharian kita. Kalaku belum membaca buku ini kitalah yang akan membebani dunia ini. Kritik Kyai Aqil Siraj, langsung menukik kepada persoalan tasawuf. Dan tidak mencantumkan sumbernya. Mestinya dimulai, apakah tasawuf itu? Siapakah sufi itu? Banyak orang yang salah paham. Tasawuf sama sekali berbeda dengan ilmu hikmah, kesaktian. Ada buku tersendiri, syamsul maarif, mujarrabat. Tasawuf bukan akhlakul karimah. Cium tangan kepada orang tua. Tapi belum tentu tasawuf. Tasawuf, belum tentu orang yang sering tahajjud, puasa seinin kamis. Tasawuf adalah mencari kebenaran dan berpaling dari kepalsuan. Gamis, sorban, gamis, jilbab, kopiah. Ini semua menutupi kepalsuan. Ini Imam Makruf al.Karkhy, murid al.Sari al.Saqthy. Ada lagi sufi Zun Nun al.Mishri. Sebagai seseorang yang mendahulukan Allah dari selain.Nya. Maka Allah pun akan mendahulukannya selainnya. Rajin ibadaha, rajin ibadah. Yang pertama mendapatkan gelar al.sufi adalah Jabir ibn al.Jabar, bukan ahli tafsir, bukan hadis. Shalat tahajjud 100 rakaat. Yang kedua adalah Abu Hasyim al.Kufi. Shalat jumat sendiri, paling depan, syirik. Saya di belakang, riya. Besar atau kecil, adalah li Allah taala. Tasawuf pada dasarnya sangat dinamis. Tasawuf adalah ujung pada ikhbatul qulub. Kebersihan hati. Ada dongen, seorang pemuda kekar memukul batu. Saya sudah memukulnya 100 kali, tetapi tidak bisa putus asa. Kakek tua lewat, dan cukup dengan memukulnya hanya lima kali. Batunya pecah. Sang pemuda takjub, dan menganggap sakti. Sang kakek berkata, saya tidak sakti, cuma batu ini harus dipukul sebanyak 105 kali. Ananda baru memukulnya seratus kali. Butuh kesabaran. Bu Shinta Nuriyah, isteri Gus Dur. Saya tidak memiliki titel apa-apa kecuali dengan titel isteri Gus Dur. Buku Gender karya Prof Nasaruddin Umar. Aqiqah anak perempuan cukup satu kambing. Aqiqah anak laki-laki dua kambing. Mengapa berbeda? Kemikian juga dengan kencingnya anak perempuan dihukumi najis mutawassithah. Sedang kencing anak laki-laki dihukumi sebagai anajis mukhaffafah. Anehnya, anak perempuan tetap enjoy dengan perlakuan kasar suaminya. Di NTP, di Tasikmalaya, terjadi incest oleh ayahnya sendiri. Di Jepara, seorang dokter merogoh janin isterinya tanpa alat kedokteran. Ketidakadilan di tempat kerja. Ia menjadi TKW, dan dipersalahkan. Kodrat perempuan hanya menstruasi, mengandung, melahirkan, menyusui, dan manupose. Kodrat peremluan mestinya menjadi kelebihan, tetapi berbalik menjadi kekurangan. Agama tidak membela perempuan. Tetapi pak Nasaruddin Umar telah menjawabnya dengan baik dalam buku ini. Al.muhafadzah ala al.qadim al.shalih wa al.akhdzu bil jadid al.ashlah. Kekuatan bukunya adalah pada argumentasi yang diajukannya. Masyarakat urban kota sedang menghadapi tantangan. Kekurangannya adalah khazanah kearifan lokal yang bisa dijadikan sebagai bahan-bahan refrensi. Seperti yang telah syekh Arsyad al. BANJARI dengan harta gono gini dengan me.jadikan kearifan lokal. Demikian juga K. H. Hasyim Asyari ketika me.jadikan wanita sebagai hakim agama. Gus Dur pernah berkata, kita ini orang Indonesia yang beragama Islam. Bukan orang Islam yang tinggal Indonesia. Semua kita, siapapun kita pasti lahir dari seorang rahim seorang perempuan. Prof A. Thib Raya, saya mendapat dua kehormatan. Dari Prof Quraish Shihab, sebagai guru. Dan dari murid saya, Prof Nasaruddin Umar. Deradikalisasi Tafsir Agama. Ada beda antara le

Tidak ada komentar: