Gallery

Selasa, 19 Agustus 2014

Nasar Umar Lagi

Prof Thib Raya mengomentari buku Deradikalisasi Tafsir Agama. Ayat-ayat jihad dimaknai sebagai sabar, ketika ayat-ayat makkiyah. Ayat-ayat madaniyah, jihad dimaknai sebagai menghilangkan yang lain. sebagian kalangan tidak memedulikan sabab nuzul dan sabab wurud untuk memahami hadis. kekurangan buku, ada banyak ayat tentang jihad yang dibiarkan begitu saja tidak makna yang lebih lengkap. kelebihannya, buku pak Nasar lebih inklusif. coraknya isyary, dan pasti menyenangkan banyak orang. Metodenya adalah tematik, maudhui. Ada kisah Umar Ibn Khattab, kaifa syaknuka? Ibnu Huzafah, saya membenci kebenaran, dan sangat menyenangi fitnah. shalat tanpa wudhu. saya memiliki bukan dari langit. Marah Umar. Ali berkata, ia benar. akrahu al.haqqah, adalh al.maut. al.maut haqqun. uhibbu al.fitnat. innama amwalukum wa awladukum fitnah. ushalli bi ghairi wudhuin. shalawat kpd nabi, tidak perlu wudhu, Dia punya isteri dan anak. sedang Allah tidak memilikinya. di sinilah penting.ya kehadiran buku ini. Prof Muhammad Nuh. bagaimana mengimplementasikan buku ini? Buku ini harus juga dibeli. Buku itu, paling tidak memiliki tiga makna. Yakni fungsi edukasi. Masuknya informasi akan memiliki dampak perubahan. Kedua, buku itu memberi pencerahan. Kehidupan itu biasa gelap dan tidak jelas. Seperti cahaya putih. Cahaya putih bisa kalau semua spektrum ada. Di Night Club, cahayanya warna warni supaya orang-orang yang hadir tidak kelihatan. Fungsi ketiga, emlowering, pemberdayaan. Melakukan pemberdayaan, individu dan masyarakat. Konsep dasar buku pak Nasar Umar adalah rahmatan li al.alamin. Universalitas dari sisi rahim. Semua kita pernah warga negara rahim. Misi yang melekat pada semua orang adalah kasih sayang. Universalitas sebagai substantif. Pembentukan karakter yang berbasis kasih sayang dalam kurikulum 2013. Sayyidina Ali, tidak mau menyalib orang tua yang berjalan sangat lambat. Nabi ruku, lama sekali. Karena Nabi menghormati orang tua tadi. Islam agama kasih sayang. Ada dialog kepada Abu Hanifah. Ada seorang intelektual Romawi. Iklim akademik sangat tAbu Hanifah muda yang menjawab. Kita ingin anak muda seperti Abu Hanifah, sangat kasih sayang dan tapi cerdas melampaui batas-batas kelaziman.

Tidak ada komentar: