Gallery

Selasa, 21 Mei 2013

Sukamdani Sahid

Tanggal 20 Mei 2013, tepat hari kebangkitan nasional, saya berkesempatan mewakili Prof. Dede Rosyada untuk bedah buku Wirausaha Berbasis Islam dan Kebudayaan karua Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid G--pendiri dan pemiliki Group Sahid. Pada acara tersebut hadir pula Prof. Komaruddin Hidayat, rektor UIN Syarifhidayatullah Jakarta sebagai nara sumber. Menelisik Pak Sukamdani, saya teringat pada Leo Tolstoy adalah sastrawan besar Rusia. Ia menulis novel yang inspiratif, antara lain: Anna Karenina, War and Peace dan karya terakhirnya adalah A Calendar of Wisdom yang memuat kata kata bijak para filosof dan para bijak bestari. Karya terakhirnya ini ditulis untuk menjadi panduan harian bagi siapapun yang menghendaki kehidupan yang bahagia dan bermartabat. Pedoman harian ini sangat inspiratif bagi semua kalangan, mulai yang jelata sampai yang jelita, rakyat biasa maupun mereka yang berpangkat. cocok untuk semua kalangan, dan semua situasi. Saya mengenal Leo Tolstoy bermula dengan perkenalan saya dengan karya Braginsky. Braginsky adalah seorang sarjana berkebangsaan rusia yang menekuni sastra sufi nusantara. pada awal kalimatnya pada pendahuluan disertasinya yang berjudul: Yang Indah, Berfaedah dan Kamal sejarah sastra Melayu dalam abad 7-19. Kalimat yang dimaksud adalah setiap keluarga yang berbahagia satu sama lain serupa saja, tapi setiap keluarga yang malang-berbeda beda malangnya. Pelajaran dari Leo Tolstoy adalah ternyata penulis sekaliber beliau juga menulis sesuatu yang kelihatan sederhana tapi monumental bagi kehidupan. Penulis terkenal tidak selamanya penulis persoalan yang rumit, tapi juga hal-hal yang ringan. Kita berharap agar Prof. Sukamdani Sahid G masih memiliki waktu yang cukup untuk menorehkan petuah-petuah dan nasehatnya yang sangat berharga untuk kebangkitan generasi baru di Indonesia. Sama halnya dengan Leo Tolstoy yang pada umur yang sudah sepuh menulis A Wisdom of Every Day. Perkenalan pertama saya dengan Pak Sukamdani Sahid. Suatu waktu saya mendapat undangan dari STAIT Modern Sahid, Gunung Menyan untuk menghadiri suatu acara. Pada acara tersebut hadir pula Prof Dr. H. Sukamdani Sahid G. Dalam pengantar kata, saya mengutip sebuah riwayat bahwa Nabi shalla Allah ‘alaih wa sallama pernah ditanya. Ya rasulallah, siapakah di antara umatmu yang paling cepat masuk sorga?—bi ghairi hisab--. al-Tajir al-Shaduq, jawab Nabi. Pengusaha yang jujur. Di negeri “daging”, kata Gus Mus (K.H. Mustofa Bisri, Rembang), tidak mudah untuk mendapatkan pengusaha yang jujur. Dan lebih tidak mudah lagi menemukan pengusaha yang juga pejuang. Di negeri “daging” orang senang menjual “daging” untuk membeli “daging” lainnya. Tapi sosok Prof Sukamdani telah membuktikan bahwa pengusaha yang jujur itulah yang mujur. Prof. Sukamdani juga telah “mematahkan” mitos Jawa bahwa orang Jawa itu tidak “dipersiapkan” menjadi saudagar, tapi lebih berbakat menjadi “penguasa”. (Niels Mulder, Mistisisme Jawa). Mengenai manusia Jawa, pak Sukamdani berujar:…..Sebagai orang Jawa, menurut hemat saya, manusia yang menjadi cita-cita dan yang akan terbentuk oleh upaya pendidikan adalah manusia yang saleh, manusia yang bekti kepada orag tua, manusia yang berguna bagi masyarakat, dsb. Tidak ada pendidikan yang mengidamkan lulusannya sebagai manusia serakah dan asosial….. (Sukamdani Sahid G, Wawasan, Padangan dan Harapan tentang Pendidikan, Jakarta: Bisnis Indonesia, 1999, h. 46) Sosok Prof. Sukamdani sukses dalam mengatur keseimbangan antara kerja, kehidupan keluarga, dan kebutuhan akan spiritual ( balance work, family, and spiritual needs).Mungkin karena Pak Sukamdani sangat memegang teguh filosofi Jawa yang relevan dengan ajaran Islam. Sebagai contoh, kita kutip sepeti: 1.Orang yang kaya harta, kaya persaudaraan dan kaya kepandaian itu lebih mulia daripada orang yang menjadi raja. (Butir-Butir Budaya Jawa, h. 157). 2.Orang yang tidak tentram hidupnya ingin segera mati, sedang yang tentram hidupnya ingin panjang umur (h. 95). Hidup itu harus menghidupi orang lain. Kita ini sesungguhnya juga "numpang" hidup di dunia ini. Sebentar lagi kita akan "pulang" ke "rumah". Selamat dan sukses buat Prof. Sukamdani Sahid G.

Tidak ada komentar: