Jumat, 10 Mei 2013
NH.Dini
NH. Dini adalah seorang sastrawati yang cukup terkenal dengan novel-novelnya. Salah satu novel beliau yang sangat masyhur adalah Pada Sebuah Kapal (1972).
Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang lain, antara lain:(a) La Barka (1975); (b)Namaku Hiroko (1977), (c) Orang-orang Tran (1983), (d) Pertemuan Dua Hati (1986), (e) Hati yang Damai (1998),dan(f) Dari Parangakik ke Kamboja (2003).
Ia terkenal sebagai novelis yang feminis. Ia bahkan disebut bahwa di balik karyanya, ia tampil membela ketidakadilan gender terutama perlakuan seorang suami kepada isterinya. Novel yang ditulisya juga lebih banyak berkisah tentang dirinya. Itulah sebabnya, ada yang menyebut NH Dini sebagai penulis realisme-otobiografis. Ia menulis novel otobiografis yang berkisah tentang perjalanan hidupnya sendiri. Apa yang dikisahkannya dalam novelnya betul-betul terjadi. Menurut pengakuan NH Dini, ia hadir dalam novelnya sekitar 10%. Ada bagian dalam hidup saya yang perlu pembaca ketahui. Memang setiap pengarang pasti ada dan hadir dalam tulisannya. Sebagaimana halnya dengan pelukis, juga membubuhkan tanda tangan pada setiap lukisannya.
Membaca NH Dini sesungguhnya juga membaca kisah pilu seorang perempuan yang mengikuti sang suami yang jusa seorang diplomat. Hidupnya berpindah-pindah. Dari Jepang, AS, Francis, Kamboja, dst. Pada akhirnya, NH Dini harus memilih hidup sendiri. ia memutuskan untuk bercerai dengan sang suami. Ia juga terpaksa berpisah dengan kedua buah hatinya sebagai konsekwensi dari perceraian tersebut. Ia juga hidup tertatih-tatih karena tidak mendapatkan harta waris dari sang suami. Di usianya yang senja, ia hidup dengan mengandalkan kreatifitasnya. Sebuah teladan yang baik. Saya teringat dengan pernyataan Prof. Annemarie Schimmel bahwa setiap pengalaman itu adalah untuk memperkaya kehidupan. Tiada kata akhir untuk belajar, juga tiada kata akhir untuk kehidupan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar