Gallery

Jumat, 10 Mei 2013

Kebesaran Gus Dur

Saya tertawa terpingkal-pingkal menonton wejangan Gus Mus pada peringatan 1.000 hari wafatnya Gus Dur. Meskipun saya menonton lewat You Tube. Ceramah Gus Mus demikian hidup. Cair. Mengalir. Pada ceramah tersebut hadir Bu Shinta Nuriyah--isteri Gus Dur. Hadir pula tokoh-tokoh nasional lainnya seperti Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, H.M. Maftuh Basyuni--mantan Menteri Agama RI--, Dr. Akbar tanjung, Prof. Mahfudz MD, Prof. H. Nasaruddin Umar, dll. Suatu waktu K.H. Maimun Zubair, Sarang bertanya kepada Gus Mus, mengapa Gus Dur demikian dicintai banyak orang? Gus Mus menjawab sekenanya: "Orang-orang mencintai Gus Dur karena Gus Dur juga mencintai mereka. Saya dengan Gus Dur sama persis. Hanya saya ini kurang berani. Gus Dur kalau dia yakin benar, dia tidak perduli yang penting baik di sisi Allah Swt. Gus Mus mengisahkan juga bahwa Gus Dur pernah berkata: "kita ini orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang kebetulan ada di Indonesia". Kalau ada orang Indonesia yang merusak Indonesia, nah ini yang sulit. Lanjut Gus Mus, kalau orang pesantren diajak bicara tentang kebangsaan, itu keliru. Berpikir keislaman dan kebangsan itu satu. Gus Mus juga bercerita bahwa sewaktu Gus Dur masih hidup "gelandangan" di Kairo, Mesir, lalu pindah ke Jakarta yang hidupnya dari kontrakan ke kontrakan. Gus Dur tidak pernah memiliki dompet. Berbeda dengan saya, yang meskipun orang sudah menggelari saya asebagai al-mukarram tetap saja saya memiliki dua dompet. Satu dompet untuk rupiah dan yang satunya lagi untuk dollar. Gus Dur itu sering ditipu orang. Meskipun Gus Dur tahu bahwa dirinya itu sedang ditipu. Gus Dur awet karena kehidupannya tidak berlebih-lebihan. K.H. Husein Muhammad sudah menulis buku Gus Dur: Sang Zahid. Gus Dur berani hidup zuhud di tengah orang hidup mencintai dan sangat mencintai dunia. Selamat jalan Gus Dur!

Tidak ada komentar: