Gallery

Rabu, 15 Agustus 2012

Gus Dur

Gus Dur adalah tokoh fenomenal, sampai beliau wafat, masih juga hangat diperbincangkan pada semua lapisan masyarakat. Konon, sampai sekarangpun makam beliau masih banyak dikunjungi para peziarah dari berbagai kalangan. Jamaah Nahdhatul Ulama, dan bahkan tokoh tokoh agama lainnya seperti Katolik, Kristen, Budha, dll. Gus Dur sewaktu beliau sebagai Ketua Umum PBNU sangat berseberangan dengan Presiden Soeharto yang waktu itu sangat berkuasa. Meskipun demikian, ketika Soeharto lengser dari kursi Presiden, dan ketika banyak kalangan yang menghujat Presiden yang terkenal sangat otoriter ini, justeru Gus Dur mendatangi kediaman Pak Harto. Puncak kejengkelan Soeharto adalah ketika pernyataan Gus Dur dikutip dalam buku Adam Schwarz dengan judul A Nation in Waiting Indonesian in the 1990s, 1994. Pada halaman 188, Adam Schwarz menulis: In an interview in March 1992, Wahid was no less forthcoming when I asked him why he thought his views were being disregarded by Soeharto. Two reasons, he Said. Stupidity, and because Soeharto doesn't want to see anyone he doesn't control grow strong. Begitu marahnya Pak Harto, buku Adam tersebut dinyatakan dicekal di Indonesia. Gus Dur juga dikenal sebagai Presiden yang sangat jenaka. Bahkan Prof Arief Rachman pernah mengkritik beliau yang sibuk mengoleksi lelucon ketimbang mengurus persoalan negara. Saya ini kesasar, mestinya jadi pelawak, kok jadi Presiden, canda Gus Dur. Sewaktu Gus Dur mau bertemu dengan Presiden AS, Bill Clinton yang direncanakan hanya berlangsung 30 menit, meskipun berlangsung 1,5 jam. Konon, Gus Dur memulai pembicaraan dengan Clinton dengan humor. Yakni, suatu waktu Perdana Menteri Inggeris yang terkenal senang menasionalisasi hal-hal yang besar. Sang Perdana Menteri tiba-tiba memergoki seseorang yang sedang kencing. lalu, orang itu berkata: jangan melihat ke sini, karena Anda suka menasionalisasi hal-hal yang besar-besar. Clinton tertawa. Gus Dur juga memiliki kemampuan meniru yang luar biasa. Setelah stroke pun masih dapat menghapal 2.000 nomor telpon. Gus Dur memang merupakan sebuah teks yang kaya akan interpretasi.Lihat M. nipan Abdul Halim dan Muhammad Zakki, Gus Dur sang Penakluk Tanpa 'Ngasorake', 2000. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: