Gallery

Kamis, 12 November 2015

Beradab

Suatu pagi saya masuk kantor. Kebetulan dalam lift saya cuma berdua dengan seseorang yang daya duga seorang pegawai di kantor tersebut. Beberapa detik kemudian, saya mencium bau rokok. Saya menoleh ke tangan orang di samping saya itu. Benar saja, di tangannya ada sepuntung rokok yang disembunyikan. Orang ini tidak berpikir bahwa betapa merusaknya perilakunya itu. Bahwa merokok atau mebawa rokok ke dalam lift adalah perbuatan yang tidak terpuji.  Sebab, bau rokoknya akan menetap dalam lift meskipun orangnya sudah keluar. Orang ini sama sekali tidak merasa bersalah. Ia dengan santainya berlenggang keluar. Dan barangkali sebelum menuju meja kerjanya mencari toilet untuk menghabiskan rokoknya. Benar-benar tiak beradab.
Saya berpikir, barangkali para perokok itu memang orang egois. Tidak berpikir bawha tindakannya itu merugikan orang lain. Minimal orang yang tidak merokok pasti pusing dibuatnya.
Saya membayangkan, sejatinya bangsa kita mencontoh Singapura yang ketat dalam hal rokok. Siapa pun tidak boleh sembrangan merokok. Kalau ada orang yang merokok pada sembarang tempat pasti ia dikenai sanksi. Tanpa peduli siapa dia. Meskipun pejabat selevel menteri, kalau melanggar aturan pasti ia dikenai sanksi. Prof Yusril Ihza Mahendra, konon ketika beliau masih menjabat sebagai menteri, juga dikenai sanksi karena merokok pada tempat yang tidak tepat.
Di Singapura juga ada larangan untuk meludah pada sembarang tempat. Siapa yang melanggar pasti didenda. Kapan ya negara kita bisa menikmati ketertiban. Kapan ya bangsa kita sadar akan pentingnya keadaban. Kapan-kapan!

Tidak ada komentar: