Gallery

Selasa, 11 Februari 2014

SBY: Selalu Ada Pilihan

SBY selalu ada pilihan untuk pencinta demokrasi, dan para pemimpin Indonesia Mendatang, 2014. Kesan membaca buku pak SBY ini adalah berisi curhat, bekal untuk pemimpin masa mendatang, kiat-kita berdemokrasi, strategi keluar dari badai dan kegetiran hidup. Panduan spiritual ketika tengah menghadapi tekanan hidup. Bangkit, tegak, kokoh dan kuat. Belajar sangat bersabar, tabah dalam menghadapi kritik yang keterlaluan. Bahkan fitnah sekalipun. Kiat merawat persahabatan. Nasehat dan memuat kata-kata bijak. Bentuk pertanggung-jawaban seorang presiden agar pemimpin masa depan tidak terjatuh pada lubang yang sama. Merajut cinta kasih dan kehangatan dalam keluarga. Merangkul “lawan” politik. Menepis isu miring. Memelihara sahabat “ring satu”. Meningkatkan kecerdasan spiritual. Memisahkan kepentingan pribadi dan partai. Prioritas tugas Negara dan pemerintahan. Life is choosing. Hidup adalah pilihan. Sby pembaca yang ulung. Tokoh-tokoh besar, la Tahzan, sangat detail dalam mengingat dan memaparkan suatu peristiwa. SBY juga bisa “dendam”? Ada kesan cengeng? Atau keterusterangan seorang presiden. Rasanya belum ada presiden yang secengeng pak SBY. Buku tsb seharusnya ditulis oleh orang lain. Meskipun bahan-bahannya dari beliau. Lebih elok. Saya suka keterus terangannya. Jujur dan sangat dewasa keluar dari kemelut. Padai pasti berlalu. Harga diri, martabat. Good news is no news. Berita baik bukanlah berita. SBY lagi “berang”? Banyak nasehat pak SBY yang menarik untuk disimak, antara lain: 1. Pengkritik yang asbun (asal bunyi) seperti orang yang tak berkaki, tapi mengajak orang lain untuk berlari. Tahu jalan, tapi tidak bisa mengendarai modil. A critic is a man who knows the way, but can’t drive the car (h. 127). 2. Thomas Jefferson, presiden AS pernah berkata: setiap hari bertambah pekerjaan yang menjemukan, and daily loss of friends, setiap hari kita kehilangan sahabat terbaik (h. 155). 3. Kehidupan ini keras. Kalau mau member sesuatu, berikan saja. Tanpa pamrih. Tidak usah diingat-ingat, tapi lupakan saja. Ikhlas itu kekuatan (h.160). 4. Dalam raga saya ada hati. Dalam jiwa saya ada rasa (h. 163). 5. Negara auto pilot. Jalan sendiri, tapi begitu presiden menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, partai yang didirikan dan dibesarkannya, pada protes (h. 751). 6. Nama baik, harga diri, dan kehormatan itu di atas segalanya ( h. 778). 7. Hidup ini terkadang rapuh. Jiwa kita sering lemah. Tetapi ujian, cobaan hidup, kita sebaiknya berserah diri kepada sang Maha Pencipta. Kita jadi kuat, tegak, kokoh, dan tidak mudah jatuh (h. 781). Semoga Pak SBY, sukses dalam menakhodai bangsa yang besar ini. Amin.

Tidak ada komentar: