Gallery

Jumat, 14 Februari 2014

CT: Si Anak Singkong

Tanggal 12 pebruari 2014, di Gedung Rektorat Universitas Negeri Jakarta, Saya mengikuti penganugerahan Doktor Honoris Causa di bidang pengembangan sumber daya manusia kepada Chairul Tanjung. CT demikian namanya dipanggil adalah terlahir sebagai anak miskin. Dalam acara tersebut digelar video singkat yang menampilkan perjalanan hidup CT yang terlahir dan besar di sebuah rumah yang terletak di gang sempit. Menurut pengakuan CT, selama 20 tahun karena hidup dalam kemiskinan, ia terpaksa harus buang hajat “di selokan”. Hidupnya sangat menderita. Tapi ia pekerja keras. Pantang menyerah. Sejak SD, ia harus bekerja keras. Ia terpaksa membatalkan piknik atau study tournya ke Jogjakarta karena hanya memiliki uang RP 5.000,-. Sementara ongkos bus seharga Rp. 15.000. Ia berjualan, menawarkan jasa kepada teman-temannya. Ternyata dari kerjanya itu, ia hanya bia mendapatkan uang sebanyak Rp. 5.000,-. Ia pun harus turun bus, dan dengan penuh kesedihan melepas teman-temannya ke Jogjakarta. Pada kesempatan lain, ia terguncang ketika harus masuk ke perguruan tinggi. Tapi pembayaran masuknya sebanyak Rp. 150. 000,- Ia tidak memiliki uang sebanyak itu. Ibunya terpaksa menjual kain halus yang merupakan warisannya. Ketika kain itu dijual sang ibu, harganya untuk membayar uang masuk kuliah di Universitas Indonesia. Sambil berpesan kepada CT bahwa ia harus belajar dan tekun. Uang Rp 150.000 dari hasil penjualan kain halus satu-satu benda terbaik yang dimiliki sang ibu. CT kembali tertegun. Dan bertekad untuk belajar dan sukses. Di sela-sela belajarnya, CT harus berjualan poto-copyan buku teks kepada teman-teman sekelasnya. Dari hasil penjualan itulah, CT bisa mendapatkan tambahan jajanan. Dan dari situ pula ia memulai bisnis percetakan. CT sekarang adalah seorang saudagar kaya. Ia pendiri Trans TV dan ketua KTT APEC yang spektakuler di Bali, kemarin. KTT APEC yang terbaik dan tersukses sepanjang sejarahnya. Hebat. Berkat kerja keras. Ketika, CT ditanya oleh salah seorang penanya dalam acara penganugerahan DR (HC), apakah beliau bersedia dicalonkan menjadi Capres? CT menjawab diplomatis, bahwa sampai hari ini ia belum mendapat “perintah” dari ATAS. Saya ini “prajurit” Tuhan. Apa yang dikehendaki-NYa pastilah akan terjadi. Tidak mungkin CT bisa seperti sekarang hanya karena kerja keras, kecerdasan dan ketekunan. Ini semua terjadi karena “izin-Nya”. Dalam pemaparannya, CT banyak bercerita tentang pentingnya pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Terutama untuk menyongsong tahun 2030. Indonesia memang dikaruniai demographic bonus. Tapi hal itu harus dikelola dengan baik. Menurut McKinsey, Indonesia pada tahun 2030 akan menjadi Negara kaya dengan peringkat ke-7. Dan menurut CT, pada tahun tersebut Indonesia akan menduduki peringkat ke-5. Sebab, Indonesia adalah Negara dengan penduduk yang sangat besar, sda yang cukup memadai. Asalkan, Indonesia dikelola dengan baik. Tingkat optimism masyarakatnya juga dibangun. Keterlibatan perguruan tingginya juga intensif dalam membangun sumber daya manusia yang handal. Tenaga kerja yang lulusan perguruan tinggi sangat berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja suatu bangsa. Jakarta, 12 pebruari 2014.

Tidak ada komentar: