Gallery

Jumat, 14 Februari 2014

Raja dan si Badui

Syahdan, Syams-Tabrizi berkisah tentang seorang arab Badui. Suatu hari, sepasang suami-isteri Badui bertengkar hebat. Mereka bersepakat untuk mengakhiri kemiskinan hidup yang menderanya. Mereka sudah bosan hidup melarat. Sang isteri punya ide. Kita harus mempersempahkan sesuatu kepada raja. Tujuan persembahan itu adalah untuk mendapatkan hadiah dari raja. Lalu, apa ya, pikir mereka. Harta satu-satunya yang dimilikinya adalah air jernih tadah hu7jan yang mereka kumpulkan dengan susah payah. Air tersebut merupakan "sesuatu" yang sangat berharga bagi masyarkat Badui yang hidup di padang pasir. Gersang. Mereka menyimpannya di bejana. Dan berangkatlah sang suami ke Baghdad. Setibanya di istana raja, si badui meminta izin untuk masuk. Air yang dibawanya diterima dengan suka cita oleh raja. Dibawanya dengan sangat hati-hati. Si Badui diperlakukan bak tamu kerajaan. Setelah itu, raja berterima kasih atas upaya si Badui memberinya hadiah. Raja memberinya hadiah sesuai dengan harapan si Badui. Setelah itu, raja memerintahkan prajurit untuk mengantar si Badui pulang. Raja, sambil berbisik kepada prajuritnya: "kalau sibadui pulang, tolong lewat sungai Tigris". Demikianlah kisah alegoris di atas. Kisah tersebut ibarat seorang hamba yang tekun beribadah kepada Allah Swt dengan berharap pahala yang besar. Dan tujuan akhirnya dimasukkan sebagai ahli surga. Kita menyembah kepada Allah swt, padahal Allah Swt sendiri tidak mendapatkan manfaat sekecil apa pun. Manusialah yang membutuhkan. Allah swt maha rahman dan maha rahim kepada hamba-hamba-Nya. Meskipun raja tidak mmebutuhkan air tadah hujan si Badui, tetapi tetap memperlakukan sebagai tamu kerajaan. Menerima persembahannya dengan suka cita. Meskipun raja memiliki air sungai Tigris yang melimpah dan terkenal manis itu. Semoga kita mendapatkan rahmat dan kasih-Nya. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: