Gallery

Minggu, 23 Februari 2014

Bank Syari'ah

Apa bedanya Bank Syariah dengan bank-bank konvensional seperti BNI, BRI, Bank Mega, BCA, dll? Apakah di Bank Syari'ah itu hanya kaya dengan istilah-istilah arab seperti mudharabah--bagi hasil--, takaful, musyarakah, dst. Ataukah di Bank-Bank Syari'ah, pegawainya memakai jilbab, fasih mengucapkan salam kepada nasabahnya. Sehingga ada yang berpandangan bahwa sesungguhnya, bank-bank syari'ah hanya beda chasing dengan bank-bank konvensional. Nyatanya, pada awalnya uang-uang yang ada di bank syari'ah juga disimpan pada bank-bank syari'ah. Perlu pengembangan keilmuan ekonomi syari'ah, perbankan dan keuangan syari'ah. Jadi bukan hanya perbankan syari'ah, tapi juga keuangan syari'ah agar bisa lebih luas. Di dalamnya dilengkapi dengan mata kuliah bisnis dan marketing--pemasaran. Sebaiknya, juga diajarkan juga pasar modal, karena selama ini bagian ini dikuasai oleh asing. Krisis ekonomi global, hanyalah krisis ekonomi Amerika. Ketika Amerika mengalami krisis perumahan, maka juga berdampak pada Perbincangan tentang uang sangat menarik ke depannya. Sekiranya negara-negara OKI menggunakan dinar akan menjadi lebih baik. Sebab, nilai tertulis dan nilai instrinsik berbeda. Kalau pada dinar, memiliki nilai intrinsik. Meskipun dinar, juga masih ada pengaruh untuk negara-negara tertentu. Ada kisah menarik dari tentara Amerika, bahwa ketika mereka terjun ke perang Iraq, mereka dibekali sejumlah gram emas. Mereka bukan hanya membawa dolar, tapi pada saku dan kancing bajunya juga diselipkan beberapa gram emas. Sebab, dengan emas mereka bisa bertransaksi dengan masyarakat lokal kalau mereka lagi membutuhkan sesuatu. Sementara dolar Amerika memiliki keterbatasan jangkauan. hanya tempat tempat tertentu memiliki money changer. Demikian cerita H. Heri Sunandar, Lc, Ph.D, dosen Ekonomi Syari'ah, UIN SUSKA Riau. Kebutuhan akan ekonomi syari'ah sangatlah besar di dunia ini, termasuk Indonesia. Tak dipungkiri, bahwa sampai sekarang ini masih ada persepsi negatif terhadap Bank Syariah, seperti telah disinggung diawal. Dalam kaitan ini, kita perlu memberi pencerahan. Mestinya lulusan perbankan syari'ah dapat memberi pencerahan dan penjelasan terhadap pandangan yang negatif tersebut. Lembaga pendidikan tinggi seharusnya bisa membuka pelatihan untuk ekonomi syari'ah. Baitul mal wat-tamwil bisa lebih fleksibel ketimbang bank. BMT hanya terikat dengan ketentuan dan regulasi koperasi. Sedang bank harus tunduk dengan regulasi keuangan, Bank Indonesia. BMT juga bisa dengan mudah mendapatkan bantuan yang halal dan tidak menabrak aturan. Ada anekdot, bank-bank itu diurus oleh yang jelita. Sedang yang BMT diurus oleh yang jelata. Karena pada kenyataannya, BMT didirikan di daerah, dan pedesaan. Pondok-pondok pesantren dan majelis taklim sangat kondusif dengan BMT ini. Ada hal yang menarik lainnya. Bank syari'ah banyak dikaji di Inggeris, tapi kaya dengan sumber-sumber yang berbahasa Arab. Jadi, semestinyalah mahasiswa ekonomi syari'ah mengerti dan paham bahasa Arab.

Tidak ada komentar: