Rabu, 12 Februari 2014
Oposisi Madinah
Sekrang kawan bercerita tentang disertasi yang sedang ditulisnya. Interaksi Nabi shallah Allah alaih wa sallama dengan orang Yahudi dan Nasrani. Langsung saja saya mengajukan lertanyaan yang bernada keberatan,setelah saya mendengarkan kesimpulan kesimpulan disertasinya. Antara lain, apa manfaat dari penelitian seperti itu? Apakah akan memberi wawasan bagi dialog agama agama yang masih sangat relevan sekarang ini. Apakah teori sosial konflik yang menjadi pisau analisisnya masih relevan untuk mengkaji prilaku Nabi? Hati hati, pinta saya. Jangan sampai memaksakan metodologi tertentu yang sesungguhnya tidak relevan diterapkan bagi kajian Islam awal. Saya bertanya lagi, mengenai buku buku yang sudah dibacanya. Seperti karya Martin Lings yang berjudul Muhammad shalla Allah alih wa sallama, his life based on the earliest sorces, 1983. Karya Dr Ali Syariati, Muhammad shallah alaih wa sallama, min al.hijrat hatta al.wafat yang berkisah tentang revoljsi sosial hang dibangun oleh rasulullah shalla Allah alaih wa sallama. Karya Karen Armstrong, W.Montglmery Watt, Muhammad, Prophet and Statesman, dan seterusnya. Ada juga Fiqih Sirah karya Syekh Muhammad al.Ghazali.
Di penghujung pembicaraan, kawan tadi menjelaskan kesimpulan awal penelitiannya. antara lain, Nabi shalla Allah alaih wa sallama biasa juga keras dalam pergaulan dengan kaum Yahudi terutama setelah terjadinya pengkhianatan Yahudi di Khaibar. Saya menyarankan agar kawan tadi membaca artikel singkat, Haifa tentang oposisi Madinah. Meskipun tulisan kurang simpatik dan tidak menguntungkan pembaca muslim, tapi perlu untuk mengasah daya kritis seorang peneliti. Setuju atau menolaknya, ada pilihan dan positioning seorang peneliti. Semoga kawan saya yang kalem inisegera menuntaskan penelitiannya. Salam sukses.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar