Gallery

Selasa, 26 Januari 2016

Raker IAIN Palopo

Perguruan tinggi kita tidak boleh terisolasi dari kebutuhan masyarakat. Desain kurikulum kita, referensi yang kita baca adalah bacaan yang juga dibaca kalangan akademik dunia. Kita tidak boleh meng up date bahan bacaan. Sebab, mahasiswa kita lebih cepat. Apa itu world class university? Kita tidak perlu sampai ke sana. Hari ini. Baru dua unibersitas yang mencapai WCU, yakni. ITB dan UI.
Sehingga, sumber daya manusia sangat penting. Dosen itu tidak boleh berhenti membaca. Dosen tidak bisa tidak membaca jurnal- jurnal internasional. Kita harus terus menulis pada jurnal internasional.
Kita bisa bergaul secara internasional. Sehingga kita harus menguasai bahasa Inggeris. Saya sering menggunakan temuan World Bank. Hampir semua industri yang menggunakan alumni PT. Kompetensi generik.
Satu, Kompetensi dan penguasaan bahasa. Untuk mencari manajer di dunia industri adalah kemampuan berbahasa Inggeris. Kompetensi bahasa menjadi sebuah keharusan. Kita jangan sampai mewisuda mahasiswa kita, lalu mereka tidak memiliki kemampuan bahasa. Apalagi sekarang ini, kita sudah memasuki Masyarakay Ekonomi Asean. Kalau ia masuk jurusan Tafsir dan hadis, insya Allah kalau bisa bahasa Arab dan Inggeris, pasti mereka bisa bersaing. Mereka tidak ada matinya. Jurusan Tafsir dan Hadis, kalau pun mereka hanya satu dan dua, tetap saja jurusan tersebut dibuka. Sebab, ini adalah core business kita.
Kedua, kemampuan IT. Jangan sampai kita mewisuda mahasiswa, sedang mereka tidak memiliki kemampuan dan penguasaan IT.
Ketiga adalah kemampuan leadership. Barangkali, di kampus kita banyak hal yang kita ajarkan secara inheren. Kalau ketiga- tiganya, kita ajarkan dengan baik, dan mereka yang memiliki interpersonal communication yang baik, pasti mereka dapat bersaing dan hidup yang layak.
Saya tegaskan lagi, bahwa kita harus go international. Kita tidak boleh inferior. Kita harus memiliki awareness untuk memenuhi standar seperti temuan World Bank tadi.
Saya sering menyampaikan pada banyak kesempatan ketika saya belajar di Belanda dan Jerman. Studi Islam di leiden, dan berdiri sejak abad ke 16. Padahal, dosennya hanya sekitar 10 orang. IAIN Palopo harus melakukan marketing dengan cara dosen- dosen kita menulis pada jurnal internasional. Saya mendorong kawan-kawan kita selalu dalam pikirannya untuk berpikir untuk go internasional. 10% saja dosen kita yang go internasional, maka Indonesia betul- betul bisa menjadi destinasi dan rujukan dunia dalam studi Islam.
Dapat dibayangkan, kalau dosen kita yang berjumlah lebih dari 31 ribu, dan doktornya lebih dari 3.000 orang, maka kita sangat kaya dengan karya.
Ini adalah  tugas kita semua. Kita menjadikan negara kita ,enjadi produktif dan sitasinya lebih banyak.
Ada beberapa program titipan saya kepada perguruan tinggi. Perpustakaan kita harus lengkap. Kajian- kajian studi Islam di barat kuat karena koleksinya perfect. Koleksinya sempurna. Saya sidah meminta kepada para perencana seluruh Indonesia agar menganggarkan satu milyard, minimal 700 juta setiap tahunnya.
Sebab, idealnya dosen harus mengikuti perkembangan buku. Kalau ada buku yang baru, maka bisa diusulkan untuk dibeli pihak kampus.
Saya pernah menandatangani MoU dengan rektor Universitas Teologi di Belgia. Mahasiswanya sedikit, tetapi perpustakaannya terlengkap di dunia. Di barat, setiap tamu pasti diajak ke perpustakaan. Sebab, perpustakaan adalah inti dalam sebiah perpustakaan.
Perpustakaan kita banyak koleksinya tapi jumlah eksamplarnya yang banyak. Judulnya tidak banyak. Jenis bukunya tidak banyak. Di Barat, satu buku paling banyak lima buah.
Kita sedang memasuki MEA, kita harus melakukan internasionalisasi. Kita harus bergaul secara internaional. Kurikulum kita harus didesain dengan baik. Kurikulum internasional, tolong diintip. Apa yang dipelajari di Universitas di Al Azhar, di Malaysia, di Pakistan, dst. Dan seterusnya, kita melakukan internasionalisasi referensi.
Barangkali, kita sudah saatnya untuk mendatangkan dosen- dosen luar negeri.
Sesungguhnya, produktifitas kita cukup banyak. Hanya karena ketawadhuan, sehingga tidak mengeksplorasi dirinya.
Kalau anda ingin sukses, anda harus mempromosikan diri sendiri.

Tidak ada komentar: