Gallery

Senin, 14 Januari 2013

Jancuk

Republik dalam ketidakmenentuan. Sandal jepit berdekatan dengan skandal. Kata Sandal ditambah “k” menjadi skandal. Ini tidak berkaitan dengan skandal Century. Ada banyak kata yang sulit dipahami. Seperti government diartikan sebagai pemerintah. Tukang memerintah. Ada usulan agar pemerintah diganti dengan “pengurus”. Tapi ternyata juga kurang pas. Sebab, para pengurus terkadang juga membuat kurus rakyat. Para prajurit hanya disuruh setia kepada sapta marga, janji setia para tentara. Korps pegawai lainnya, seperti Korpri juga demikian. Dari sekian butir janji tersebut tidak ada janji setia untuk isteri. Demikian, sekilas pikiran “liar Sujiwo Tejo, --seorang dalang yang juga menulis di Twitter--. Dari “kicauan” di Twitter itulah dikemas menjadi sebuah buku yang enak dibaca. Republik Jancukers, 2012. Lanjut Tejo, kita sekarang terutama kaum perempuan sudah kehilangan "Ayu", dan "Kemayu:. Soalnya salon yang ada hanya salon kecantikan. Bukan salon "kemayu". Kemayu, dicontohkan seperti Dr Miranda ketika menjawab sejumlah pertanyaan wartawan terkait kasus dan skandal Bank Century. Miranda adalah seorang perempuan "kemayu". Sama juga juga dengan Bu Nunun, ketika menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan cek pelawat itu. Dia seorang perempuan "kemayu", terutama ketika menyebut huruf "t". hanya saja kebanyakan perempuan sekarang sudah hilang "aura kemayunya". Menurut Jakob Oetama, Sujiwo ini bisa disebut sebagai "dalang edan" sama dengan "Puisi Mbelingnya" Remy Sylado (2004. Sebagai contoh untuk Remy Syladi: Akhiran Wan. yang menulis warta= wartawan. yang menulis puisi= puisiwan. yang menulis prosa= prosawan. yang menulis drama=dramwan. yang belum ditulisi= perawan (54). Awal cinta Adam kepada Hawa. Karena seorang lelaki tidak punya vagina, maka dia perlu seorang isteri (h. 111). Demikian seterusnya. Sujiwo tejo dan Remy Sylado bisa menghibur, sinis, satire, dan juga mengajak kita "telanjang".

Tidak ada komentar: