Gallery

Kamis, 10 September 2015

Petarung

Sungguh asyik membaca buku David and Goliath karya Malcolm Gladwell, 2013. Buku ini menggambarkan pertarungan antara David dan Goliath. Goliath si raksasa. Dawid atau Dawud, si kecil dan sang gembala. Dalam kisah, kitab Amsal dijelaskan bahwa kaum Filistin berhadapan dengan kaum Israel. Mereka berkeinginan untuk menguasai lembah Elah. Elah adalah lembah yang sangat subur dan menjadi rebutan suku-suku selama ribuan tahun. Ketika bangsa Filistin dan Israel bertemu di lembah Elah, mereka menghindari pertumpahan darah yang lebih banyak. Mereka bersepakat untuk duel. Pertarungan antara dua petarung yang merupakan representasi kedua suku. Goliath maju dan menuruni Embah Elah. Ia memakai baju baja. Lengkap. Tombak. Ia ditemani seorang prajurit sebagai penuntun. Kaum Israel gentar. Saul, pemimpin suku juga gemetar. Mereka melihat Goliath yang memiliki tinggi sekitar 2,7 meter. Mereka dalam suasanan mencekam. Tak satu pun yang berani maju menantang Goliath. Tak dinyana, tiba-tiba David maju. Ia adalah seorang gembala. Ia bukan prajurit yang terlatih. Ia diduga tidak memiliki kecakapan dan kapabilitas untuk melawan Goliath. Saul menasehatinya agar ia mengurungkan niatnya. Goliath si raksasa, bukanlah lawan tandingnya. Tetapi, David tetap saja bersikeras untuk maju. Ia berkata, saya sudah terbiasa menghancurkan singa. Saya sudah terbiasa menyelamatkan domba-dombaku dari mulut singa. Saya sudah pernah membunuh singa dan beruang. David maju. Lari. Melesat. Ia hanya membawa batu batu halus. Licin. Ia memasukkannya dalam tas kecilnya. Ia rupanya ahli ketapel. Ia seorang ahli pelontar. Majulah, hadapilah aku, seru Goliath. Ketika sudah berhadapan dengan jarak sekitar 35 meter, Goliath berteriak, apakah aku ini anjing, sehingga engkau mendatangi aku dengan tongkat tongkat? Demikianlah. Goliath merasa mendapatkan lawan tanding yang kecil. Ia meremehkan David. Tetapi Dawud melawan dengan cara yang tidak biasa. Ia melontarkan batu batu tadi dengan kecepatan tinggi. Tepat mengenai jidat Goliath. Goliath tersungkur. Jatuh. Demikianlah tamsil perusahaan raksasa yang sekarang ini bisa kolap pleh perusahaan yang kecil. Ramping. Karena kecil, ramping, perusahaan sebagai new comer bisa lebih lincah dan gesit membuat produk- produk terbarunya. Ia bisa melesat mengetahui keinginan pasar. Ketika perusahaan besar baru memulai mempromosikan strategi memenangkan pasar, perusahaan kecil sudah menjajakan produk produk terbarunya di pasar. Perusahaan besar dan raksasa, kehilangan agilitynya. Ketangkasan dan kelincahannya berkurang. Mereka terlilit oleh birokrasi yang membelit dan berliku- liku. Keputusan lamban. Mereka jua bisa rabun melihat realitas pasar dan keinginan costumer yang sudah berubah. Selamat tinggal si raksasa. Selamat datang si kecil, lincah dan gesit. Small is beatiful. Kecil itu indah.

Tidak ada komentar: