Gallery

Jumat, 11 September 2015

Agama Sinkretik

Al Makin (dosen UIN Sunan Kalijaga) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa agama-agama di Indoensia cenderung memiliki karakteristik sinkretik. Agama campuran. Dalam kenyataannya, kita itu bid'ah. Nasi (padi), tidak ditanam oleh orang Arab. Indonesia menganut Islam yang campuran. Ada agama Hindu, dicampur. Jadi tidak murni Hindu. Hindu di Bali tidak sama dengan Hindu di India. Islam di Demak, tidak sama dengan Islam di Turki. Jadilah Islam sinkretik. Kita tidak sama dengan Arab. Kita membaca al Qur'an, tetapi dicetak di Bandung. Kertasnya juga barangkali dari China, bukan dari Arab. Ulama kita dulu mencampur dengan filsafat Yunani. Ushul Fiqhi yang disusun oleh Imam Syafii dalam kitab al-Risalah sudah dicampur dengan logika Yunani. Metode qiyas konon diambil dari logika Aristotelian. Demikian seterusnya. Tidak ada betul-betul murni dalam agama ini. Bahkan Dr Munshif al-Najjar dalam kitabnya al-Mukhyal al-Araby al-mansubat ila al-hadith al-Syarif menyebutkan bahwa ada 95% dalam agama ini hanyalah mitos Arab. Tentu perlu peneltian yang mendalam untuk membuktikan benar atau tidaknya ungkapan tesebut. jadi, kalau demikian halnya, berarti kita ini beragama masih banyak takhayul?

Tidak ada komentar: