Gallery

Rabu, 11 Maret 2015

Tenun

Tradisi menenun masih terpelihara sampai sekarang pada beberapa tempat di Indonesia. Tenun Batak, tenun Lombok, tenun Sarung Mandar sebagai contohnya. Demikian pula beberapa tempat di pulau Kalimantan, tenun masih terpelihara. Masih ada sekelompok orang yang mau belajar dan melestarikannya. Adalah Sandra Niessen (antropolog) yang menekuni tenun (Ulos) Batak. Beliau menulis disertasi dengan judul: Legacy in Cloth Batak Textiles of Indonesia dan diterbitkan pada tahun 2009. Bahkan sebagai ucapan terima kasih beliau kepada para informan yang telah terlibat dalam wawancara sepanjang penulisan disertasi beliau dihadiahkannya buku tersebut kepada mereka. Sekarang, hasil penelitian Prof Sandra juga difilmkan dan beberapa kali pemutaran film layar tancap digelar di sekitar danau Toba. Semua ini dilakukan beliau sebagai rasa terima kasih kepada masyarakat Batak, Danau Toba atas bantuan mereka selama beliau melakukan penelitian di sana. Demikian laporan Mulayaman Karim, dkk pada harian Kompas, 10 Maret 2015, h. 16. Tradisi menenun seperti ini sampai sekarang juga masih terpelihara di Mandar terutama desa Pambusuang. Para ibu rumah tangga dan gadis-gadis desa melestarikan tradisi menenun kain sutera Mandar. Sambil menunggu rumah bagi perempuan Mandar yang sudah berkeluarga, dan bagi gadis Mandar yang masih berpegang teguh kepada tradisi Mandar yang kuat memelihara adat dan sopan santun dalam pergaulan, gadis Mandar lebih memilih untuk menenun (Manette'/ Mandar). Saya melihat di Lombok, Nusan Tenggara Barat juga banyak souvenir dari hasil tenunan masyarakat Lombok. Kalimantan Timur, Samarinda juga memiliki ciri khas sendiri. Tetapi saya tidak tahu apakah kain atau sarung Samarinda ada juga hasil tenun.

Tidak ada komentar: