Gallery

Rabu, 11 Maret 2015

Selingkuh

Paulo Coelho baru saja menerbitkan buku yang berjudul: Selingkuh (terjemahan Indonesia). Buku ini menarik seiring dengan selentingan berita maraknya pejabat di kota-kota besar yang senang "berselingkuh". Selingkuh itu nikmat. Ada banyak kisah selingkuh. Pertama-tama biasnya sekedar curhat dan menyampaikan kegelisahan masing-masing. Makan bareng. Curi-curi pandang. Curi-curi kesempatan untuk ngobrol. Mengadakan perjalanan dinas keluar kota bersama. Mengikuti program kerja yang sama. Demikian seterusnya. Atau ada miskomunikasi dengan pasangan di rumah. Atau ada ketidakpuasan dengan pasangannya. Atau menikah dengan pria atau perempuan yang salah. Atau ada kejenuhan pada masing-masing pihak. Atau karena faktor keuangan atau ekonomi. Atau persoalan pekerjaan. Atau adanya gap pendidikan antara suami isteri, sehingga tidak nyambung. Atau faktor orang ketiga yang ngompor-ngompori. Ada ada orang yang senang "memancing" pada air keruh. Atau karena salah satu pasangan, entah suami atau isteri yang sering dinas luar, sehingga komunikasi sudah tidak harmonis. Atau salah satu pasangan tidak menarik lagi. Demikian seterusnya. Singkatnya, ada seribu satu alasan orang bisa melakukan selingkuh. Yang jelas yang paling banyak ada teman atau rekan sekantor yang paling rawan melakukan perselingkuhan. Memang menurut salah satu penelitian, banhwa pada tahun 2014, menurut data Kementerian Agama RI di atas 10% angka perceraian dari lebih 3 juta pasangan nikah. jadi sekitar 287 ribuan pasangan yang melakukan gugat cerai pada tahun 2014. Hal ini dipicu oleh tiga faktor. Yakni: (a) miskomunikasi antara suami dan isteri; (b) persoalan ekonomi dan pekerjaan; dan (c) masalah seksualitas. Komunikasi antara suami isteri penting, sehingga terbangun komunikasi yang setara. Seumpama, isteri seharusnya mengerti kegemaran suami. Kalau suami suka membaca buku, maka sang isteri harus sering-sering berkunjung ke toko buku atau membelikan buku kesenangan dan minat suami. Demikian sebaliknya, sesekali sang suami pergi ke pasar, dan membelikan sesuatu yang disenangi sang isteri. Sehingga terjalinlah komunikasi yang equal antara keduanya. jangan sampai terjadi yang sebaliknya, keduanya saling menegasikan. Tidak mau mengerti kebutuhan masing-masing, sehingga terjadi gap atau jarak. Pintu perceraian akan terbuka lebar jika komunikasi macet. Komunikasi harus dibangun dan terus dirawat. Merawat komunikasi berarti merawat cinta untuk melanggengkan komunikasi. Sebab, selingkuh dan perceraian, biasanya pihak perempuan atau isteri yang menderita dan menanggung beban. Beban memelihara dan membesarkan anak. Beban sosial sebagai janda. Hidup menjanda di Indonesia masih mendapatkan penilaian minus bagi masyarakat tertentu. Sehingga, terkadang seorang isteri tetap bertahan dalam kegetiran dan kepahitan hidup dalam keluarga. Demi anak-anak, dan keutuhan keluarga sering seorang isteri bertahan dalam derita. Hati-hatilah para lelaki dan pejabat. Hindarilah berselingkuh. Selingkuh pastilah merusak rumah tangga. Selingkuh itu nikmat sesaat, tapi dampaknya lama. Bisa tujuh turunan.

Tidak ada komentar: