Gallery

Minggu, 12 Juni 2016

Imam al-Ghazali

Imam al- Ghazali yang biasa digelar sebagai hujjat al- Islam, argumentasi Islam. Beliau terkenal sebagai penyelamat ilmu- ilmu Islam. Beliau memilih jalan sufi setelah melewati pergulatan bathin yang panjang dan melelahkan. Sebelumnya, Ghazali dikenal sebagai ulama "istana". Pada umur yang masih sangat muda, Imam al- ghazali sudah bergelar profesor di Univeristas al- Nidzamiyah. Begitu tersohornya Imam al- Ghazali, sehingga ada yang berpendapat bahwa orang yang paling sering dikutip setelah Rasulullah shalla allah alaih wa sallama adalah Imam al- Ghazali. Hanya saja, saya sangat terkejut ketika membaca buku Mystical Islam, an Introduction to Sufism karya Julian Baldick ( 1989). Baldick menegaskan bahwa....sumber ketenaran al- Ghazali tampaknya bisa dilacak ketika beredarnya kampus- kampus dan pondok- pondok sufi yang didirikan oleh dinasti Saljuk pada masa kejayaannya. Penguasa kerajaan bermaksud untuk memberikan ajaran moral kepada masyarakat sebagai alternatif terhadap propaganda kaum Syiah ektremis Mesir. Al- Ghazali sesengguhnya bukanlah seorang sufi. Para sufi pun sesungguhnya tidak memedulikannya, bahkan mereka mencoretnya dari daftar kelompok sufi. The source of his fame is presumably to be found in the massive spread of new colleges and sufi lodges, founded by the Saljuq empire at the height of its power. The empire's rulers were anxious to purvey conventional banalities about morality as an alternative to the extremist Shiites of Egypt and their propagandists in the eastern Islamic world. Ghazali does not really belong to sufism, and the sufis themselves do not usually give him much respect: they omit him from thier lists of masters ( h. 66).

Tidak ada komentar: