Gallery

Senin, 27 Juni 2016

Buah Sabar

Dalam Matsnawi, Rumi mengelaborasi dengan sangat indah sabar dan rasa syukur. Shabr itu laksana gaharu, sabr. Dan syukur itu adalah syakkar, manis. Allahlah yang menyelamatkan orang yang sabar, sebagaimana terlihat pada kisah para nabi dan rasul. nabi Yusuf a.s diselamatkan- Nya dari dslam sumur, dan keluar penjara. Bunga- bunga pada musim semi adaalh penerjemah kesabaran. Pada musim dingin, dedaunan berguguran. Hanya dengan kesabaran, pertumbuhan bisa dicapai. Dibutuhkan waktu bertahun- tahun lamanya untuk pertumbuhan sebuah pohon. Seperti halnya dengan manusia. Bayi adalah buah kesabaran. Bayi membutuhkan waktu bertahun- tahun untuk tumbuh menjadi manusia cerdas dan beriman. Rumi mengisahkan tamsil orang bodoh yang tidak bersabar. Seperti seorang lelaki yang ingin membuat tatto singa di punggungnya. Karena tidak tahan tusukan jarum, si lelaki memutuskan supaya gambarnya singanya tanpa ekor. Kemudian ia meminta singa tidak berkaki. Singa yang tidak berkepala. Dan singa tidak berbadan. Akhirnya, tato singanya tidak jadi. Kerang yang sabar dan menahan sakit dengan butiran pasir, pada akhirnya melahirkan mutiara. Indah, berkilau dan harganya sangat mahal. Ramadhan melatih kita untuk hidup menjalani cobaan. Sabar terhadap kemalangan hidup. Kehidupan ini, kata Rumi seperti bunga mawar. Ada tangkai, duri dan bunga. Lupakan tangkai dan durinya. Ingat saja bunga yang indah, harum dan menawan. Sabar harus dipadu dengan rasa syukur kepada Tuhan pemberi rahmat dan kasih- sayang.

Tidak ada komentar: