Gallery

Rabu, 01 Juli 2015

Qira'at Langgam Jawa

Qira'at-- membaca al Qur'an-- dengan menggunakan langgam Jawa segera saja menyulut kontroversi.  Pasalnya, qira'at langgam Jawa dibacakan di istana negara pada acara peringatan Isra' dan mikraj. Istana adalah simbol negara. Penyelenggara acara adalah Kementerian Agama. Hadir pada acara tersebut presiden Jokowi dan sejunlah duta besar negara sahabat. Qira'at langgam Jawa menjadi sangat kontroversial. Media massa, elektronik, facebook, twitter ramai memberitakannya. Ada yang mengkritik habis-habisan dan menganggapnya sebagai perbuatan ahli fasiq. Ada yang menyayangkannya sebagai qiraat yang lebih mementingkan langgam daripada tajwid dan makhraj hurufnya.
Menurut Dr Mukhlis Hanafi, membaca al Quran dengan langgam Jawa sah-sah saja sepanjang tidak merusak tajwidnya.  Hanya saja jangan sampai karena mementingkan langgam sehingga mengabaikan makna- makna al Quran. Tinggi rendahnya nada sewaktu membaca al Quran bisa menentukan makna. Sewaktu membaca ayat- ayat surga, maka suara pelan dan syahdu. Ketika seseorang membaca al Quran dengan ayat-ayat kedahsyatan siksaan api neraka, maka suara meninggi  menyesuaikan pesan ayat yang dibaca.
Dalam kitab Ulumul Quran memang ada perdebatan tentang lahjah, dialek. Bahwa al Quran diturunkan dalam tujuh huruf atau dialek. Inna hadza al Quran unzilat ala sab'at ahrufin. Bahwa al Quran ini diturunkan dalam tujuh bahasa. Jumhur ulama berpendapat bahwa tujuh huruf maksudnya tujuh dialek. Sabab wurud al-hadis ini adalah seorang sahabat membaca al Quran yang oleh Umar ibn Khattab berbeda dengan lahjah Quraish. Umar pun menegur sahabat tersebut sampai-sampai menarik kerah bajunya. Perlu kajian yang mendalam, ayat apa saja yang dibaca oleh seorang sahabat tersebut. Ada ayat yang dibaca dalam surah al Furqan.
Terlepas dari perdebatan membaca al Quran dengan langgam Jawa, sesungguhnya langgam yang selama ini berkembang di seluruh dunia juga adalah ijtihadi para ulama. Tidak ada riwayat yang qath'i tentang langgam-langgam tersebut.

Tidak ada komentar: