Gallery

Kamis, 08 Januari 2015

Pelantikan

Di beberapa kementerian dan lembaga yang para pejabatnya "harap-harap cemas". Pejabat lama tentu khawatir jangan sampai ia dicopot dari jabatannya. Pejabat yang lama tetapi belum juga mendapatkan undangan untuk promosi juga penuh harap. Hand phone on terus. Mungkin juga ada yang terus memonitor perkembangan kantor perdetiknya. Atau ada juga yang melobbi kawan, kenalan, atau relasi lainnya yang ditengarai dapat memengaruhi pejabat yang terlibat dalam sidang baperjakat. Demikian seterusnya. Bahkan ada selentingan kabar, bahwa untuk mendapatkan jabatan atau mempertahankannya seseorang harus konsultasi kepada kyai atau tukang ramal. Untuk menentukan siapa pembantu dalam menduduki jabatan tertentu harus berkonsultasi atau mendatangi "orang pintar". Luar biasa daya tarik jabatan ini. Bahkan ada orang tertentu, begitu pelantikan langsung mrngadakan tasyakuran. Entah dari mana sumber uangnya untuk melaksanakan acara syukuran tersebut. Memang untuk naik atau menduduki jabatan tertentu membutuhkan "ongkos" yang tidak murah. Untuk dipromosi dengan jabatan yang lebih tinggi membutuhkan pengorbanan. Lebih-lebih lagi ketika seseorang belum siap untuk berhenti dari jabatannya. Kata orang bijak, untuk naik jabatan dibutuhkan satu tenaga. Sedang untuk turun jabatan dibutuhkan tiga kali lipat tenaga. Ibarat naik dan turun tangga. Menaiki tangga, kita membutuhkan satu tenaga. Untuk turun tangga kita membutuhkan tiga kali lipat tenaga. Kisah seorang kawan, bahwa ia sudah tiga kali menerima undangan, tetapi detik-detik terakhir yang bersangkutan batal mengikuti pelantikan. Undangan yang keempat, baru yang bersangkutan dilantik sebagai eselon dua. Untuk undangan yang keempat ini, saya sendiri bersama dengan beliau. Jabatan, oh jabatan! Mengapa engkau menyilaukan kami.

Tidak ada komentar: