Gallery

Sabtu, 12 Juli 2014

Rindu Mandar

Mandar bermakna mandarraq yang berarti membaca atau memukul. Jadi menurut Prof Basri Hasanuddin, orang Mandar pada dirinya bisa menyatu kecendekiaan dan kekerasan sekaligus. Orang Mandar bisa menggunakan otak dan ototnya sekaligus. Mandar dapat pula bermakna saling menguatkan, sipamandaq. Ada juga yang memahaminya sebagai sungai menurut orang Balanipa. Menurut Prof Mochtar Husain, kata Mandar diduga berasal dari bahasa Arab, nadara-yanduru- nadran, dan diubah menjadi Mandar. Yakni wilayah yang jarang penduduknya. Selanjutnya A. Sakful Sinrang, Mandar bisa berarti cahaya. Hal yang menarik adalah kata Mandar yang bermakna sungai. Hal ini jika dikaitkan dengan kerajaan besar seperti Mesopotamia, dengan sungai Tigris, Kerajaan Hindustan dengan sungai Gangga, Fir'aun dengan sungai Nielnya, Kerajaan Sriwijaya dengan Sungai Musi, kerajaan Majapahit dengan Bengawan Solonya. Ini berarti kerajaan Mandar adalah besar. Bahkan diperkuat dengan situs Kalumpang, Mamuju. Kalumpang adalah situs tertua di Indonesia yang memiliki artifak paling lengkap di nusantara, bahkan di Asia Tenggara. Moyang Austranesia ada di Kalumpang. Tembikar, tombak, kampak sebagai bukti sejarah. Mandar memang penuh pesona. Gadis Mandar ibarat Beruq-beruq, minang malassu. Minang sarombong. Bunga melati, tidak membosankan. Semakin lama, semakin semerbak wanginya. Ada filosofi Mandar sebagaimana yang diungkapkan Prof Basri Hasanuddin, dipameang pai dalleq. Dileteangngi pai. Apa andiang dalleq pole mettuala. Rezeki harus dicari. Harus dirintiwkan titian. Tak ada rezeki yang datang berserah diri.

Tidak ada komentar: