Gallery

Selasa, 22 Juli 2014

Para Hakim

Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama pernah bersabda: thalath qudhat-in. Qadhiyani fi al-nar, wa qadhin fi al-jannah. Jika ada tiga hakim, maka dua di antaranya masuk neraka, dan yang satunya masuk surga. Hakim yang masuk surga adalah yang jujur dan berintegritas dalam menegakkan keadilan dan hukum. Ada banyak kisah di sekitar lembaga pengadilan. Ada hakim yang tega memperjual-belikan pasal-pasal KUHAP. Ada yang setelah selesai memutus perkara meminta kepada kliennya untuk menyiapkan "perempuan". Ada banyak mafia kasus berseliwerang di pengadilan. Ada pembela yang hanya membela yang bayar. Kadar hukum sesuai dengan bayarannya. Mungkin itulah sebabnya sehingga penegakan hukum di Indonesia ibarat membelah bambu. Mengangkat yang di atas dan menindas yang di bawah. Orang-orang biasa dan rakyat jelata karena tidak memiliki uang yang cukup yang menyuap, maka mereka terkadang dikenakan hukuman yang berat dan tidak setimpal dengan pelanggaran hukum yang diperbuatnya. Kalau kita bertemu dengan para hakim. Kisah-kisah di atas adalah cerita yang dituturkan oleh kalangan hakim sendiri. Dalam keadaan centan-perenang seperti ini, tiba-tiba saja kita merindukan sosok jaksa agung sekaliber Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa. Beliau sepanjang hidupnya senantiasa lurus dan berpegang teguh pada penegakan hukum. Sampai-sampai beliau pernah berkata: "sekiranya besok langit runtuh, hari ini pun hukum harus ditegakkan.

Tidak ada komentar: