Gallery

Senin, 21 Juli 2014

Membaca al-Qur'an

Konon, Imam al-Ghazali (w. 1111 M) pernah mengisahkan Imam Ahmad ibn Hanbal (w. 800 M). Imam Ahmad pernah bertanya kepada Tuhan. Bagaimana manusia bisa dekat dengan-Mu? Tuhan menjawab:, "Dengan firman-Ku, yakni al-Qur'an. Ahmad bertanya lagi, dengan memahami maknanya atau tanpa memahaminya? Baik dengan memahami makna atau tanpa memahaminya, jawab Tuhan. Demikian keutamaan membaca al-Qur'an. Abdulllah Darraz dalam kitabnya: al-Naba' al-'Azhim berkata: "Jika engkau membaca al-Qur'an, maka tampaklah kebenaran darinya. Jika engkau mengulangi membacanya, maka tampaklah kebenaran yang berbeda dengan pembacaan yang pertama. Jika engkau mempersilakan orang lain untuk membacanya, maka nampak kebenaran yang berbeda dengan kebenaran yang engkau lihat. Demikian selanjutnya..... Al-Qur'an laksana mutiara yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda-beda. Bulan ramadhan juga disebut sebagai syahr al-Qur'an. Sebab, untuk pertama kalinya al-Qur'an diturunkan. Dan pada bulan ramadhan juga umat Islam lebih banyak membaca dan mengkaji al-Qur'an. Pada bulan ramadhan, makna-makna al-Qur'an tersingkap. Prof Fareed Esaack dalam bukunya: The Qur'an: A short introduction membagi pecinta dan pembaca al-Qur'an menjadi tiga kategori. Yakni: (a) the uncritical lover; ibu Prof Fareed di kampung, sambil memasak juga membaca al-Qur'an, dan berharap agar masakannya lezat berkah dari membaca al-Qur'an termasuk dalam kategori ini. Orang yang membaca ayat-ayat tertentu agar terhindar dari gonggongan dan gigitan anjing atau binatang lainnya termasuk pula dalam kategori ini. Orang yang membaca ayat-ayat tertentu agar lamarannya kepada seseorang diterima, juga masuk dalam kategori ini. Orang yang membaca ayat-ayat tertentu agar terhindar dari malapetaka juga dapat dikategorikan dalam kelompok ini. ayat-ayat al-Qur'an atau surah-surah tertentu dipajang di dinding, juga masuk dalam golongan ini. (b) the scholarly lover, yakni mencintai sambil menafsirkan makna-makna al-Qur'an. Sarjana tafsir masuk dalam kelompok ini, seperti Buya Hamka dengan tafsir Al-Azharnya, Prof. M. Quraish Shihab dengan tafsir al-Mishbahnya. Pada level dunia ada Muhammad Husain al-Thabathaba'iy dengan tafsir al-Mizan-nya, Muhammad Asad, Abdullah Yusuf Ali,Syekh Muhammad Abduh, Jalaluddin al-Suyuthy, dst. (c) the critical lover. Kelompok yang ketiga ini adalah mereka yang berusaha memahami al-Qur'an dengan mengikutsertakan linguistik, antropologi, sosiologi, hermeneutika, dan filsafat. Tokoh yang termasuk dalam kelompok ini seperti Nasr Hamid Abu Zaid, Mohammed Arkoun, Hassan Hanafi, dst. Semoga kita termasuk dalam salah satu kelopok di atas.

Tidak ada komentar: