Sabtu, 28 Juni 2014
Kyai Syafi'i
Kyai Ahmad Syafii adalah seorang dosen tetap STAI al. KHAIRAT Pamekasan, Madura. Ia adalah alumni Madinah al. Munawwarah,Saudi Arabiyah. Ia adalah sosok kyai yang hidup sederhana, menyantuni 100 an anak yatim di rumahnya. Ia menggeluti fiqih. Ia alumni Saudi, tapi tidak berpaham wahabi. Ia orang Madura, tapi tidak NU, dan tidak pula Muhammadiyah. Amaliyahnya syafi'iyah. Fahamnya asya'irah, asyariyah. Ahlus sunnah wal jamaah. Pada tingkat MTs, ia mengajarkan kitab Bulughul Maram, karya Ibnu Hajar al. Asqalany. Sedang di STAI al. Khairat, ia mengajarkan kitab Nailul Awthar, karya Imam Syaukany. Mengapa kitab NailulAwthar? Karena pengarang kitab ini tidak fanatik. Ia Syi'ah Imamiyah, tapi tidak menampakkan kesyiahannya. Dalam fiqih, Imam Syaukany menganut mazhab Hanafy. Berbeda dengan kitab Ibanatul Ahkam karya Ibnu Hajar yang kental dengan Syafiiyah. Saya juga suka kitab karya Prof Wahbah Zuhaily? Tegas beliau. Sebab ia tidak fanatik. Ia hanya menyampaikan hukum negara Syiria. Tidak memihak kepada mazhab. selanjutnya, Pak Syafii mengutip pandangan gurunya, Prof 'Athiyah Salim, tentang talqin. Jangan pernah menyalahkan orang yang mentalqinkan mayit. Demikian pula kelompok yang tidak mentalqinkannya. Sebab, kedua pandangan tersebut sama sama dilakukan sahabat ( salaf). Tarawih delapan dan dua puluh rakaat,kedua duanya saya ikuti. ini bukan talfiq, yakni melaksanaan ibadah dengan maksud mencari yang ringan ringan saja. Atau mencampur adukkannya. Tidak ada hukum yang ringan. Hukum itu taklif Allah. Semua orang yang melaksanakannya pastilah berat, tandasnya. Saya tentu tidak membantahnya. Saya biarkan pendapatnya keluar mengalir.
pak Syafii juga berpendapat bahwa sesungguhnya antara wahabi dan Asyariyah sama saja. Kedua paham ini samam sama mengakui pengurutan sahabat nabi yang empat itu. Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Perbedaan keduanya hanyalah masalah furu' dalam aqidah. Asyairah berpandangan bahwa Tuhan itu ada di mana mana. Sedang Wahaby, Tuhan di atas. kuburan perlu dibangun bagi orang Indonesia yang berpaham asyariyah. Sedang Wahaby, kuburan adalah tempat biasa. Saya senang dengan Kyai Syafii. Penampilannya sederhana, tetapi pikiran pikirannya maju. Saya minyadosen yang menemaninya agar menulis ceramah dan pendapat pendapat beliau. Kyai Syafii mungkin berpaham alla mazhabiyah fi al.Islam, Tidak ada kewajiban bermazhab dalam Islam. Wa Allah a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar