Rabu, 11 Juni 2014
E-Learning
Prof Boediono, wakil presiden RI pernah menulis artikel di Kompas dengan judul: Pendidikan untuk Semua. (Kompas, 13 Oktober 2013). Dalam artikel ini Pak Boed menjelaskan bahwa luasnya wilayah nusantara menyebabkan ketakterjangkauan akses pendidikan bagi daerah pelosok. Sehingga terjadilah disparitas kualitas dan mutu pendidikan, baik pada sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Inilah salah satu hambatan pencerdasan bangsa. Luasnya wilayah menjadi halangan untuk maju. Bahkan kemiskinan juga ikut menyumbang keterlambatan akses bagi jutaan anak bangsa. Kita harus melakukan lompatan. Teknologi informasi menjadi kunci suksesnya. Revolusi informasi membuat proses belajar dan mengakses informasi menjadi mudah dan murah. Kampus yang maju menawarkan paket mata kuliah on line. Yang memuat paket pengajaran yang lengkap, referensi utama, reading text, bahan-bahan tes, latihan, dan evaluasi. Membangun perkuliahan yang interaktif antara dosen dan mahasiswa, antar mahasiswa bisa saling berdiskusi serta saling mengoreksi.
Bina Nusantara Kampus sejak tahun 2001 sudah membangun pembelajaran denan mengandalkan media on line. Hal ini dilatari oleh mahalnya harga kertas, tinta, dan mengatasi kemacetan di Jakarta. Dengan pembelajaran on line dapat membantu mahasiswa untuk lebih leluasa mengeksplorasi bahan ajar. Mahasiswa yang "malu-malu" bertanya dalam kelas dapat memanfaatkan pembelajaran on line ini, kapan saja dan di mana saja dia berada. Keunggulannya, mahasiswa memiliki kualitas setara dan bahkan dapat melebihi mahasiswa yang reguler. Dosen dapat full time melakukan pembimbingan kepada mahasiswa.
Tentu untuk sukses, pihak Bina Nusantara mensyaratkan calon mahasiswanya telah mengantongi skor TOEFL di atas 475, tes TPA (potensi akademik), dan tes potensi kemungkinan tingkat kesuksesan mahasiswa (aptitude test). Untuk tes yang trakhir ini sangat penting. Sebab, dengan aptitude tes tersebut, seorang mahasiswa dapat dideteksi dari awal tingkat kesuksesannya dalam menempuh dan menyelesaikan studi. Aptitude test sangat penting terutama kepada mahasiswa program pasca sarjana. Sebab, faktanya ada mahasiswa pasca yang nota bene lama sekali menempuh program magister ataupun doktor. Mungkin saja, yang bersangkutan memang tidak mampu untuk menempuh program pascasarjana.
Binus juga memakai perangkat Turnitin.com untuk mendeteksi kemungkinan adanya plagiarism. Turnitin memiliki tools plagiarism. Detektor plagiarsim ini sangat penting agar para mahasiswa tidak mengandalkan copy paste dari karya teman atau karya orang lainnya. Maraknya plagiarism dapat diminimalisir.
Binus telah mendapatkan e-learning award pada tahun 2007, 2008. Dan pada tahun 2013 yang lalu, pihak Binus sudah mempresentasikan e-learning di Istana Wakil Presiden.
Saya mendapatkan informasi bahwa beberapa Perguruan Tinggi Agama Islam sudah memulai e-learning on line, seperti UIN Syahid Jakarta, UIN SUKA Yogyakarta, UIN SUSKA Riau, UIN Maliki Malang, UIN SAS Surabaya, dll. Kita berharap e-learning on line dapat "mewabah" ke seluruh PTAI dan berdampak "sistemik". Agar lulusan kita memiliki kualitas yang tinggi, dan dapat bersaing bagi lulusan lainnya. Mereka diharapkan dapat sukses di dunia pasar kerja.
Tentu saja e-learning on line harus mewaspadai terjadinya student joki. Dosen harus benar-benar terlibat dalam mengoreksi karya mahasiswa. Sebab, mahasiswa yang tidak aktif pasti ketahuan dari jawaban dan summary yang dibuat pada akhir kuliah. Demikian juda dalam hal pengecekan otentisitas karya mahasiswa. apakah karya mahasiwa tersebut terhindar dari plagiasi atau tidak. Turnitin.com dapat membantu untuk hal yang satu ini. Detektor plagiarism sangat efektif, dan sang dosen memiliki desicion maker, dan harus memutuskan apakah mahasiswa tersebut bisa lulus atau tidak. Apakah yang bersangkutan memiliki karya otentik atau tidak?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar