Gallery

Senin, 08 Juni 2020

Pesona Konya

Tanggal 30 Maret 2018 kami bertolak dari Cengkareng ke Istanbul dengan Turkis Airline. Perjalanan dengan jarak tempuh 10 ribu km ditempuh dengan 12 jam mengudara. Untuk melewati waktu penerbangan yang panjang ini, kami mendengarkan musik-musik Turki dengan suara emas para artisnya. Ada lagu- lagu pop disamping lagu religi. Kami sesekali menonton film-film terbaru Hollywood. Kami tiba pada jam 5 shubuh di bandara Istanbul. Kami langsung bertolak ke kota Ankara dengan naik pesawat yang sama. Kami menempuhnya dengan 1 jam perjalanan. Ankara adalah ibu kota negara Turki. Ankara adalah kota pusat pemerintahan Turki. Di Ankara inilah tempat studi dua tokoh intelektual muslim Indonesia, Prof Amin Abdullah dan Prof Komaruddin Hidayat. Di Ankara ini pula terdapat museum dan makam Mustafa Kemal Al Taturk, Bapak bangsa Turki yang masyhur itu terutama paham sekularismenya. Mustafa Kemal berkeyakinan bahwa Turki bisa maju dengan sekularisme. Khilafah Islamiyah tidak bisa lagi diandalkan untuk membangun peradaban modern. Ottoman Empire sudah tamat dan berakhir. Untuk sementara, kami tangguhkan menikmati kota Istanbul masyhur itu. Kota Istanbul sudah lama menjadi destinasi wisata dunia. Istanbul adalah kota yang eksotik. Istanbul sangat indah memesona, kata orang yang telah mengunjunginya. Ada banyak situs sejarah yang menjadi kunjungan para wisatawan mancanegara. Ada istana Topkapi, Aya Sophia, Nemrut, Selat dan jembatan Bosporus, Masjid Sulaiman/Blue Mosque, dst. Selanjutnya kami naik kereta api cepat ke kota Konya. Konya adalah salah satu destinasi wisata religi dunia. Di Konya inilah terdapat makam Maulana Jalaluddin Rumi, dan gurunya Syamsuddin Tabriz. Tentang makam Tabriz terdapat perbedaan pendapat, ada yang mengatakan bahwa makam beliau ada juga di Iran. Dan ada juga yang memercayai bahwa makam di Konya itulah kuburan asli beliau. Di Iran ada kota Syams Tabriz, perbatasan Iran dan Turki. Dalam buku Eliv Syafak, 40 Aturan Cinta, Forty Roles of Love. Dalam bahasa Turki, Asyk, Cinta. Bahwa Syams Tabriz dibunuh oleh persekongkolan putera Rumi dengan murid- muridnya yang cemburu kepadanya. Karena kedekatan Rumi dan Tabriz yang membuat Rumi dan anaknya semakin menjauh. Ditambah pengetahuan agama Rumi setelah perkenalannya dengan Tabriz yang semakin mistik, yang sebelumnya sangat normatif formalistik. Di sini ada perubahan orientasi keagamaan Rumi yang mengedepankan syari'at, seperti mengadakan pengajian dengan penduduk Konya, penerapan syariat Islam. Tetapi setelah perkenalannya dengan Tabriz, Jalaluddin Rumi semakin sufistik. Ada yang mengatakan bahwa malam pembunuhan Tabriz, setelah pertemuan dengan Maulana Rumi, maka Tabriz disergap dan dibunuh di tempat. Ada juga yang mengatakan bahwa Tabriz sebagai orang suci, ia menghilang secara tiba- tiba. Di Konya, klaim orang suci sangat penting secara politis. Konya, sangat menghargai Jalaluddin Rumi karena juga ada aspek ekonomi. Menurut Aisyah, penduduk asli Konya bahwa sebagian orang hari ini berziarah ke Rumi karena mencintai Rumi atau karena trend tanpa mengetahui kisah Rumi itu sendiri dan ajarannya. Lalu, aspek pemerintah sekarang ini, apakah betul- betul karena mencintai Rumi atau untuk meningkatkan devisa negara. Dalam prakteknya, ada banyak wisatawan yang datang karena betul- betul cinta Rumi. Mereka duduk khusyuk sambil berdo'a, dan bahkan tirakat di makam Maulana Rumi. Hal yang menarik adalah disiapkan sarana ibadah, shalat di area pemakaman ( Turbe) Rumi dan Tabriz. Kami beruntung karena pada tanggal 17 desember 2018 sempat mengikuti perayaan haul Rumi. Seb-i Arus, the Wedding Day, hari kematian Rumi. Ini adalah perspektif Sufi bahwa kematian itu adalah penyatuan, seperti juga pernikahan. Bahwa lepasnya ruh dari tubuh merupakan hari kembalinya atau bersatunya manusia dengan sang Khalik, Sang Pemilik ruh. Haul Rumi diupacarakan selama sebulan. Satu minggu sekitar 17 desember 2018 pertunjukan tarian Sema' pada setiap malamnya dipertontonkan. Yang sebelumnya, hanya pada setiap malam minggu. Seluruh komunitas dan pencinta Rumi dari seluruh penjuru dunia datang ke Konya. Dari golongan muda sampai tua, baik lelaki maupun perempuan. Mereka duduk di pelataran. Mereka melakukan zikir. Kadang terdengar lafaz Allahu, Allahu, Allahu! Ada perempuan yang tiba-tiba menangis. Mursyidnya membiarkan perempuan tersebut tergeletak di pahanya. Ada yang nyeletuk, kok mengunjungi tempat suci begitu. Ada juga yang menimpalinya dan berkata, lha kok berkunjung ke tempat suci, ngomongin orang. Patut dicatat bahwa Turki adalah kota peradaban terbuka. Turki memiliki Museum terbuka. Sebab, semua peradaban tua ada di Turki. Dari 11 ribu tahun sebelum masehi, bangsa nomaden yang menggunakan batu, era batu. Di sini ada kampus Babylonia, 3 ribu tahun sebelum masehi. Ketika Jengis Khan datang, pasukannya memporak-porandakan universitas tersebut. Universitas Haran di tempat ini yang merupakan universitas tertua Islam di dunia. Di sini juga tempat Ilmuan Ibnul Haitsam (al-Jabar) yang masyhur itu menjalani kuliah. Universitas Haran adalah pusat matematika dan astronomi. Wilayah ini terletak di Sang Li Urfa, berada di tenggara Turki, dekat Syiria. Kembali ke Maulana Rumi. Di sekitar makam Rumi berdiri banyak pusat kajian Rumi, baik itu diinisiasi oleh pemerintah maupun pihak swasta. Kami menonton pertunjukan tarian sufi Sema' di Mevlana Kultur Merkazi, Pusat Kebudayaan Rumi, di Konya. Sebelum pertunjukan dimulai ada key note speech oleh seorang tokoh yang tidak bersorban, tapi memakai jas. Beliau menyampaikan ajaran Rumi. Dalam ceramahnya ia menyinggung kesehatan, afiyat dan penyakit. Afiyat dan hastaleq, sehat dan sakit. Sehat dan sakit harus dimaknai dua sisi secara harfiyah dan maknawi. Secara fisik, lahir dan bathin. Secara lahir, kita tahu bersama bagaimana sakit fisik. Sehat itu juga bisa kita ketahui. Tetapi secara bathiniyah, sehat dan sakit, sakit bukan merasa perih, tetapi ketika kita tidak menemukan jalan menuju Tuhan. Ketika kita tersesat, itulah sakit. Kondisi sehat adalah fisik tidak menjadi pembatas untuk merasakan bahagia itu. Tetapi secara batiniyah, bukan pada wilayah tubuh, tetapi bahagia plesuare. Sehat itu adalah bahagia secara ruhaniyah. Dan sakit itu adalah tersesat di jalan Tuhan. Makanya kita berdoa agar Tuhan mengangkat sakit ini dengan menunjukkan jalan kebaikan menuju Tuhan. Makanya kitab Rumi dalam al matsnawi itu sebagai obat. Al- Matsnawi bisa membantu kita untuk menangkap makna al- Quran dalam kehidupan sehari- hari. Karena ayat al- Quran sangat tinggi, sedang al- Matsnawi dikemas dengan bahasa sehari- hari. Al- Matsnawi disebut juga The Quran of the Persian, Quran dalam bahasa Persia. Kota Konya juga disebut kota Cinta, Gaonun li Sehri, the City of Love, kota Cinta. Nai adalah alat musik semacam seruling--sebagaimana terjemahan Prof Hadi W.M--tetapi sesungguhnya bukan seruling. Nai adalah alat musik tiup yang berasal dari pohon Nai yang banyak tumbuh di Konya. Di sekitar makam Rumi ada souvenir sendok. Bagi Rumi, sendok, dapur adalah awal untuk masuk sufi. Bahwa seorang sufi harus bisa melayani umat. Di Konya, kami mendapat informasi tentang kehidupan ibu Aisyah, yang hidup di desa. Ia penyayang binatang seperti anjing dan kucing. Meskipun ia tidak merasa memiliki binatang peliharaannya itu. Kalau beliau mengikuti pengajian, maka anjing tersebut rela mengikuti dan menunggunya sampai ia selesai pengajian. Rata- rata tetangganya komplain karena anjing-anjing tersebut. Ia disebut Hoja, guru. Salah apa dengan anjing- anjing ini. Mereka tidak mengganggu, dan tidak pula menggonggong. Cerita adik A'isyah Sungkilang bahwa pertama kali saya berkenalan, ada dua Aisyah yang berkenalan. Dua Aisyah bertemu, adesy. Jumat berikutnya, saya ketemu lagi. Sepatu saya berdekatan. Pas keluaran bareng, eh sepatu kami berdekatan. Ada anak muda yang roti, remahannya jatuh, maka dipungutnya. Eh mengapa remahan roti itu juga dipungut. Ya bagi dia tidak berguna, tetapi bagi makhluk, atau burung masih sangat berguna, terang bu A'isyah Konya. Aisyah ini sangat mencintai dan memuliakan tamu. Musafir peverlik, menjamu tamu. Tamu ke rumah atau dari luar kota harus hezmet, melayani. Museum Rumi memiliki kamar- kamar yang memuat tahapan- tahapan sufi Rumi. Ada patung- patung yang memperlihatkan madrasah Rumi, ada juga yang memasak di dapur, ada yang menari, dan ada yang bersemedi di dekat pintu. Ada kamar kitab, alat musik, tasbih, manuskrip al- Quran, dst. Tarekat Rumi dekat dengan dapur. Logika harus didekatkan dengan logistik. Bagaimana mungkin dekat dengan Tuhan kalau perutnya keroncongan. Ini adalah pelajaran berharga berkunjung ke Konya. Bahwa untuk menjadi salikin ( pejalan menuju Tuhan) terlebih dahulu seseorang harus menyelesaikan logistiknya. Singkatnya logik bisa terbangun dengan baik jika logistik telah terpenuhi. Itulah sebabnya, bab pertama pelajaran dalam tarekat Rumi adalah penguasaan dapur dan segala peralatannya. Tentu hal ini berbeda dengan jalan tarekat yang kita kenal di nusantara. Terkadang salikin dimaknai dengan menjalani kehidupan yang serba "kere" dan kumal. Tarekat Rumi justeru dibangun di atas logika daj rasionalitas. Tidak teelihat tanda-tanda "kumal" dalam tarekat Rumi. Logistik, logik, aestetik, mistik adalah pilar utama dalam tarekat Maulawiyah. Konya, kota cinta yang selalu dirindu.

1 komentar:

michelle mengatakan...

Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
mampir di website ternama I O N Q Q.ME
paling diminati di Indonesia,
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
~bandar poker
~bandar-Q
~domino99
~poker
~bandar66
~sakong
~aduQ
~capsa susun
~perang baccarat (new game)
segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
Whatshapp : +85515373217