Gallery

Senin, 26 September 2016

Annemarie Schimmel Lagi

Saya terpesona dengan riwayat dan karier intelektual Annemarie Schimmel. Beliau adalah penulis Barat yang otoritatif tentang mistisisme Islam dan sejarah Nabi Muhammad shalla Allah 'alaih wa sallama. Karya- karya Jalaluddin Rumi, Al- Hallaj, dan Sir Muhammad Iqbal bisa dipahami dengan baik dan utuh lewat karya brilian Annemarie Schimmel. Annemarie Schimmel menggambarkan perjalanan hidup dan karier akademiknya lewat artikel " A Life of Learning". Bahwa hidup ini adalah seluruhnya adalah proses untuk terus belajar. Tiada kata akhir untuk belajar sebagaimana halnya tidak ada kata akhir untuk kehidupan.....althought it seems that the time of learning might now draw to aclose, yet I understand that every moment-- event the most unpleasant one -- teaches me something and that every experience should be incorporated into my life to enrich it. For there is no end to learning as there is no end to life. Schimmel juga mengutip Sir Muhammad Iqbal bahwa " Surga adalah tidak ada hari libur....Heaven is no holiday". Belajar bagi saya adalah mentransformasikan pengetahuan dan pengalaman menjadi kearifan dan cinta. Learning is to me, transforming knowledge and experience into wisdom and love. Jasa terbesar Annemarie Schimmel adalah membawa "realitas" Islam ke dunia Barat....terinspirasi dengan catatan: in Memoriam: Annemarie Schimmel, Briring the reality of Islam to the West, 2003. Bahwa ketika fatwa kontroverial Ayatollah Khomeini tentang hukuman mati bagi Salman Rusydie. Oleh Ayatollah Khomeini, Salman Rusydie telah menghina Islam dan Nabi Muhammad Shalla Allah 'alaih wa sallama lewat novelnya, The Satanic Verses, Ayat- ayat Setan. Annemarie Schimmel lewat komentarnya di Televisi bisa memahami fatwa Khomeini tersebut. Beliau juga menyatakan bisa memahami perasaan umat Islam tentang penghinaan kepada nabinya. Atas pernyataan simpatik Annemarie Schimmel ini, beliau dituding telah mendukung Islam garis keras. Bahwa beliau menulis buku banyak tentang Iran, tetapi tak satu pun yang ia tulis tentang kekerasan yang terjadi di negeri Persia tersebut. Atas komentar Annemarie ini, filosof Jurgen Habermas juga menyalahkannya. Tetapi Schimmel tetap saja pada pendiriannya. Ia tetap pada pandangan bahwa agama Islam adalah rahmatan li al- 'alamin. Dan Muhammad adalah utusan Allah dan kekasih- Nya. Professor Schimmel bekerja dengan penuh energi. Ia menulis dengan penuh passion. Cinta yang menggelora. Pada wawancara bulan Desember 2002, beliau masih menghabiskan waktu untuk menulis dan membaca di perpustakaan 12 sampai 13 jam per- hari. Ketika usia beliau sudah mencapai 80 tahun. Ketika ditanya tentang rencana masa depannya, jika beliau dikaruniai umur yang panjang, beliau mengutip sastrawan Ruckert: " If I am to live another ten years, I have enough work to do. If I am to die tomorrow, I have worked enough." That's very simple". Berbuat dam bekerjalah yang terbaik selama hayat masih dikandung badan. Halsama juga pernah ditanyakan kepada seorang tokoh hadis terkemuka, Prof Musthafa A'zamy. Ketika beliau sudah uzur dan berumur di atas 80 tahun. Beliau masih sangat energik dan menghabiskan waktunya lebih sepuluh jam per hari untuk mengkaji dan meneliti hadis. Lalu, ditanya, mengapa beliau demikian kuat untuk belajar. Apa rahasianya, mengapa beliau memiliki fisik yang demikian kuat. Ia menjawab, bahwa barangkali karena sejak kecil, beliau hidup di desa. Setiap paginya harus melewati pematang di sawah, dan membuat fisiknya tambah kuat. Kita berharap akan terus bertemu denang tokoh- tokoh pembelajar seumur hidupnya.

Tidak ada komentar: