Gallery

Minggu, 17 April 2016

Konflik

Bagaimana mengatasi konflik dengan bos? Bagaimana mengurai konflik dengan sesama karyanwan di kantor? Sebab, setiap kantor biasanya ada dinamika dan konflik yang sesungguhnya berpotensi untuk membuat suatu perubahan. Bagaimna Anda melaunching sebuah produk baru sementara rekan kerja Anda tidak setuju dengan ide dasar konsep yang anda tawarkan? Bos Anda juga tidak menyetujui ide- ide cemerlang Anda?
Sebuah konflik haruskah diatasi dengan mengandalkan kekuasaan? Untuk menaklukkan sebuah konflik, Anda harus mengetahui kekuatan apa saja yang diperlukan untum meredamnya. Anda harus mampu lebih awal mengidentifikasi karakteristik konflik tersebut. Maksimalkan kekuatan anda dan temukan taktik dan pendekatan yang tepat untuk menjinakkan sebuah konflik.
Buku Making Conflict Work karya Peter T. Coleman dan Robert Ferguson memberikan pengetahuan dan petunjuk praktis untuk menjadikan Anda sebagai pemimpin yang kuat. Dapat membuat respek bagi sebuah tim, dan bisa menjadi agen sebuah perubahan dalam sebuah organisasi.
Conflict is not an iherently bad thing. It is a natural, fundamental, and pervasive part of life. It is what happens when things are opposed-- when different interests, claims, preferences, belifs, feelings, values, ideas, or thruths collide. Tetapi, konflik harus diredam sebelum membesar, membengkak, dan merembes ke mana- mana.
Conflict is a lot like fire. When it sparks, it can intensify, spread, and lead to pain, loss, and irreparable. It can distract, distance, derail, and occasionally destroy opportunities and relationship. It makes most people anxious, and as a result it is often mishandled and made worse. It can waste time and lessen productivity, impair teamwork and morale, increase counterproductive behaviors like stealing and sabotage, and poison the physical and mental health of employees. So conflict can burn.
For some, conflict is a game or task to be approached with strategy and cunning. For others, it is a profoundly personal, emotional experience.
Despite its poor reputation, under the right circumstances, conflict can be functional and positive. When it goes well, the people involved tend to feel satisfied, can learn or innovate, and may even grow closer as a consequence.
Conflict can also be destructive and isolating. When it goes poorly, people can feel dissatisfied, frustrated, or wronged and become resentful and alienated. At work, it can be lower jib and team satisfaction and increase rigidity of thought, psychosomatic, complaints, and burnout.
Untuk meredam konflik ada baiknya kita menengok falsafah dan pandangan hidup Sun Tzu, Aristoteles, Karl Marx, Sigmund Freud, Kurt Lewin, Mary Parker Follet, Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr, Nelson Mandela, dan sebagai umat Islam tentu kita mengidolakan Nabi Muhammad Shalla Allah alaih wa sallama.

Tidak ada komentar: